Oleh: Eka Budi Saputro, S.Pd
Guru SD N 1 Sigaluh, Kec. Sigaluh, Kab. Banjanegara
PELAJARAN IPA merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari dan dikembangkan pada berbagai tingkat pendidikan. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA merupakan sarana yang ampuh bagi siswa dengan mempelajari ilmu-ilmu lain. Melalui IPA, siswa dapat berfikir logis secara sistimatis dan mencermati praktek kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor penentu keberhasilan adalah kemampuan guru mengajar dengan baik. Seorang guru dituntut untuk mengembangkan strategi mengajar yang mengarah kepada keaktivan obtimal belajar siswa.
Guru tidak hanya dituntut untuk mampu menguasai materi pembelajaran saja. Akan tetapi harus mampu menggunakan suatu program pengajaran yang sesuai, tepat, dan dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan. Secara umum, proses belajar mengajar di SD Negeri 1 Sigaluh Kec. Sigaluh Banjanegara cenderung berpusat pada guru. Akibatnya proses belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran.
Menurut Sidi (2001), yang lebih penting dalam pembelajaran adalah bagaimana guru memberikan pengalaman berarti kepada siswa hingga dapat meninggalkan bekas. Kenyatan di kelas V SD Negeri 1 Sigaluh Kec. Sigaluh Banjanegara, masih ditemukan beberapa kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Seperti pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya kebiasaan berbagi informasi dengan teman sekelas. Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan hasil belajar sisswa kelas V rendah.
Rendahnya perolehan nilai siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah tersebut perlu diatasi dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Berdasarkan hal tersebut, guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif. Dengan penekanan bahwa siswa yang lebih aktif dan dapat mengembangkan pengetahuannya. Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang berkembang adalah model kooperatif tipe jigsaw.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini akan mengembangkan berbagai ketrampilan dasar (life skills) yang penting bagi siswa. Keterampilan-ketrampilan tersebut meliputi pengembangan keputusan, pemecahan masalah, berpikir kritis berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar teman. Kemudian kesadaran diri, berempati, mengatasi emosi, dan mengatasi stres.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya. Dalam teknik ini, siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang di dapat dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi.
Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu sebagai berikut Isjoni (2009: 80-81). Pertama, siswa dihimpun dalam satu kelompok yang terdiri dari empat sampai enam orang. Kedua, masing-masing kelompok diberi tugas untuk dikerjakan. Ketiga, para siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok anggota yang baru. Untuk mengerjakan tugas mereka, para siswa tersebut menjadi anggota dengan bidang-bidang mereka yang telah ditentukan.
Keempat, masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskan. Kemudian perwakilan tersebut kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya. Kelima, siswa diberi tes, untuk mengetahui apakah mereka sudah dapat memahami suatu materi atau belum. Guru harus memperhatikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal secara bertahap. Lalu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan sebagai alat ukur. Sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. (*)