Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi

Oleh: Darminto, S.Pd.SD., M.Si
Guru SD N 03 Pesantren, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang

MATEMATIKA merupakan satu mata pelajaran yang hasil dikuasai oleh siswa. Metode mengajar guru di sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Menurut Lif Khoiru Ahmadi (2011:101), metode mengajar adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Menurut Syaiful Bahri Djamariah (2002:10), belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sebuah ilmu pengetahuan. Jenkins dan Unwin (Hamzah Uno, 2011:17) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (dalam Rusman, 2012:124) antara lain meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yaitu faktor fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Menurut Jamalul Mutaqin (2010:38), metode demonstrasi adalah cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu atau cara kerja. Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara  pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pembelajaran di kelas (Syaiful, 2008:210).

Menurut Syaiful (dalam Faizalnizbah 2013), dengan   mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakkan, proses, atau prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan. Di antaranya memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya menghitung saja. Selain itu memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi.

Kelemahan metode demonstrasi di antaranya memerlukan persiapan yang lebih matang dan keterampilan guru yang khusus. Di samping itu, memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai. Sehingga memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

Langkah-Iangkah metode demonstrasi diawali dengan tahap persiapan. rumuskan tujuan yang harus dicapai siswa, persiapan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan dan lakukan uji coba demonstrasi. Kemudian, tahap pelaksanaan. Yakni langkah pembukaan, pelaksanaan demonstrasi, dan mengakhiri demonstrasi.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan konsep materi yang akan dipelajari siswa. Kemudian mencari dan merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang cocok. Mengacu pada metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan belajar mengajar, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:3), PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:16), secara garis besar, terdapat  empat tahapan yang lazim dilalui. Yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 03 Pesantren yang berjumlah 39 orang. Terdiri dari siswa laki-laki 17 dan siswa perempuan 22 orang.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang lebih menekankan pada perbaikan tindakan yang akan berdampak pada hasil belajar siswa di dalam kelas. Pada siklus I, dilaksanakan pembelajaran tentang materi Bangun Ruang Data. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga geometri bangun ruang datar dan metode demonstrasi ini terjadi peningakatan hasil belajar siswa. Pada sikius II, tindakan peneliti sudah mulai sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga mulai berdampak baik pada hasil belajar siswa di kelas.

Pada siklus III, tindakan penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan berdampak baik pada hasil belajar siswa di kelas. Menurut Yamin (2005: 92), proses penyampaian informasi dengan teknik yang baru dan didukung dengan  media pembelajaran akan menarik perhatian siswa untuk belajar. (*)