Meningkatkan Ketertarikan Belajar Matematika dengan Gamifikasi

Oleh: Musnaeni, S. Pd. SD.
Guru SD N 02 Kabunan, Kec. Taman, Kab. Pemalang

PADA masa pandemi covid-19, peserta didik terbiasa mengisi waktu luang dengan bermain game yang banyak disediakan oleh aplikasi pada gadget. Peserta didik yang terlalu banyak bermain dengan gawai akan kesulitan untuk berkonsentrasi, selain kepada hal yang ada pada game (Jannah et al., 2015; Novrialdy, 2019). Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan gamifikasi pembelajaran.

Gamifikasi yaitu penerapan elemen-elemen dari sebuah game ke dalam konteks non-game untuk menyelesaikan masalah dengan tujuan memotivasi (Wastari & Sagoro, 2018). Dengan gamifikasi pembelajaran, guru dapat menerapkan teknik mengajar yang menggunakan unsur mekanik dari game untuk memberikan solusi dalam membangun ketertarikan (engagement) peserta didik. Pada umumnya, elemen-elemen yang terdapat dalam sebuah game yaitu poin, level, badged, leaderboard, dan sebagainya.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Gamifikasi dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Namun harus dipersiapkan dengan matang agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan gamifikasi dalam pembelajaran yaitu menentukan tujuan pembelajaran, menentukan ide besar permainan. Kemudian membuat skenario permainan, membuat desain aktivitas pembelajaran. Lalu membentuk kelompok-kelompok peserta jika permainan dilakukan secara berkelompok, dan menerapkan dinamika permainan.

Pembelajaran matematika dengan gamifikasi sebagai contoh dapat dilakukan pada materi Operasi Hitung Berbagai Bentuk Pecahan di kelas VI. Kegiatan gamifikasi yang dilakukan dalam pembelajaran matematika pada materi tersebut meliputi pertama, membuat kelompok tugas. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk bekerja sama dan saling membantu satu sama lainnya.

Kedua, memecah materi pembelajaran menjadi bagian-bagian khusus. Meliputi operasi hitung masing-masing bentuk pecahan. Operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal, dan pecahan persen. Guru memberikan kuis di setiap akhir pembelajaran dan memberikan penghargaan atau hadiah bagi peserta didik yang dapat menyelesaikan kuis dengan baik.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Ketiga, memisahkan materi kedalam level-level berbeda dan berjenjang. Dimulai dari operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan. Jika penjumlahan dan pengurangan telah dikuasai, maka peserta didik dapat melanjutkan ke level berikutnya yaitu perkalian dan pembagian. Level terakhir yang harus ditempuh peserta didik yaitu mengerjakan soal hitung campuran berbagai bentuk pecahan. Seiring dengan kemajuan belajarnya, peserta didik mendapatkan lencana dan dapat menempuh level yang lebih tinggi sehingga mereka dapat belajar materi yang baru. Dengan lencana tersebut, peserta didik memiliki keistimewaan. Misalnya memiliki waktu makan lebih lama, menjadi pemimpin kelompok, dan lain sebagainya.

Guru dapat menciptakan lencana dengan kategori-kategori khusus misalnya lencana perunggu, perak, emas, dan lain-lain. Semakin banyak lencana yang dapat dikumpulkan, akan menambah semangat dan rasa bangga pada peserta didik sehingga tidak sadar bahwa dia sedang belajar.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Keempat, mencatat skor yang diperoleh peserta didik pada leaderboard yang telah disiapkan dan dipasang guru. Leaderboard dapat menunjukkan rangking peserta didik. Semakin tinggi pencapaian yang diraih, maka peserta didik semakin percaya diri dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnyaDengan melihat leaderboard, peserta didik dapat mengukur kemampuan mereka. Peserta didik yang berada di posisi bawah akan terpacu untuk naik dan sebaliknya, yang berada pada posisi di atas akan berusaha mempertahankan posisinya.

Pembelajaran operasi hitung berbagai bentuk pecahan yang dilakukan melalui gamifikasi dapat dikatakan meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Gamifikasi memungkinkan peserta didik untuk menerima umpan balik langsung mengenai perkembangan mereka di dalam kelas. Peserta didik juga mendapat penghargaan terhadap tugas-tugas atau peran-peran yang mereka peroleh selama proses pembelajaran. (*)