Oleh: Zumaroh, S.Pd
Guru SDN 01 Ketapang, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
BELAJAR merupakan proses yang dapat dijumpai dengan mudah pada instansi pendidikan formal. Kegiatan belajar dilakukan oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Kurikulum 2013 yang saat ini dijalankan memiliki perbedaan pengemasan dibandingkan kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 2006 memuat beberapa mata pelajaran yang berdiri sendiri. Sedangkan pada kurikulum 2013, beberapa mata pelajaran terlebur menjadi satu dalam satu tema.
Pada satu tema, terdapat empat sub tema kemudian satu sub tema terdapat enam pembelajaran. Setiap pembelajaran dituntaskan dalam waktu satu hari. Perubahan ini ternyata berdampak positif dalam pembelajaran. Yaitu menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Satu tema memuat beberapa kompetensi dasar dari masing-masing mata pelajaran yang memiliki kesamaan karakter. Komptensi dasar yang telah terhimpun ini kemudian membentuk jaring-jaring untuk disajikan pada satu kali pembelajaran.
Namun proses pembelajaran tidak sedikit memunculkan kendala. Berbagai inovasi dan kreativitas guru sangat dibutuhkan agar kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa. Beberapa inovasi guru diuntungkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran atau sering disebut dengan istilah RPP. Pada rencana pelaksanaan pembelajaran, di dalamnya terdapat kompetensi dasar yang berpedoman pada standar isi sesuai Permendikbud No. 21 Tahun 2016. Kemudian dijabarkan kembali pada Permendikbud No 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi dasar memuat indikator pencapaian standar bagi siswa. Kemudian dapat dikembangkan pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Sekolah dasar memiliki enam tingkatan kelas dimulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Setiap jenjang kelas memiliki keunikan masing-masing. Karakteristik siswa kelas 1 dibandingkan tingkat kelas di atasnya tentunya berbeda. Siswa kelas 1 belum memiliki tingkat fokus yang terhitung lama. Oleh karena itu, inovasi dan kreativitas guru sangat diperlukan agar tercipta pembelajaran yang bermakna.
Kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan, pengalaman dan sesuai dengan kehidupan nyata akan menumbuhkan keaktifan dalam proses belajar mengajar. Materi kelas satu adalah pembelajaran yang memuat tentang perkenalan diri, keluarga, benda-benda di sekitar, pengalaman, kegiatan, serta lingkungan. Maka pembelajaran kontekstual sangat penting untuk membantu guru dalam penyampaian materi ajar pada siswa.
Siswa diminta menunjukkan bagian-bagian tubuh beserta jumlahnya. Selain itu, siswa juga dapat menceritakan bagaimana cara mereka merawat tubuh sehari-hari. Hal ini tentu membuat pembelajaran lebih mudah dipahami, diterima, bermakna, dan melatih siswa untuk berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah.
Pada kurikulum 2013, diharapkan guru mampu melaksanakan penilaian autentik atau sering disebut dengan authentic assessment. Penilaian ini adalah kegiatan menilai proses dan hasil pembelajaran. bPenilaian autentik memiliki tiga ranah penilaian yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. Instrumen untuk menilai ranah sikap dilakukan dengan jurnal sikap, observasi selama proses pembelajaran, dan penilaian diri.
Tujuan pembelajaran dapat tercapai apabila selama proses hingga hasil sesuai dengan indikator pencapaian yang telah dirumuskan. Kegiatan yang sangat penting dilakukan adalah saat terjadi proses pembelajaran. Diperlukan sintaks dari suatu model yang telah dipilih sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang hendak dimunculkan.
Pembelajaran tidak akan mampu tercapai hingga mendapatkan hasil yang sesuai apabila tidak melibatkan siswa. Penciptaan suasana yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat terwujud dengan student centered. Hal ini akan membuat siswa tertarik. Ditambah dengan melibatkan lingkungan nyata siswa agar memudahkan siswa dalam memahami materi. Apabila siswa telah paham terhadap konsep materi, maka guru tinggal melakukan pendalaman materi hingga pencapaian tujuan belajar dengan maksimal. (*)