Pengembangan Alat dan Bahan Pewarna Batik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Oleh: Supriyatin, S.Pd
Guru SDN 02 Limbangan, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang

PENDIDIKAN merupakan salah satu penentu aspek sumber daya manusia (SDM). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, menjelaskan muatan seni budaya dan keterampilan (SBK) tidak hanya terdapat pada satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri yang meliputi segala aspek kehidupan. Namun aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni yang berbasis budaya.

SBK adalah salah satu mata pelajaran yangdiajarkan di SD. Karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibatpada pengalaman apresiasi maupun berkreasi menghasilkan produk bendanyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa (Depdiknas, 2007:2).

Menurut Syafii, pendidikan SBK memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat pada pengalaman apresiasi maupun berkreasi menghasilkan produk benda nyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa (Depdiknas, 2007:2). SBK merupakan salah satu mata pelajaran yang membekali siswa dengan keterampilan untuk berapresiasi, berkreasi, berkarya menghasilkan produk yang bermanfaat dan memiliki nilai estetis bagi siswa dan orang lain. Salah satu contoh dari seni budaya dan keterampilan yang bisa menghasilan produk yang berkreasi dan memiliki nilai estetis bagi siswa yaitu batik.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Batik yakni suatu budaya yang mempunyai ikon produk Indonesia yang memiliki nilai historis dan memiliki citra ekslusif yang menggambarkan status pemakainya. Alat pewarnaan batik perlu dikembangkan lagi yang lebih bervariatif agar dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah. Alat pewarnaan batik didesain seperti stempel dengan bagian pegangan tangan berukuran 9 cm, ketebalan dasar alat berukuran 2 cm, dan bantuk motif alat bediameter 7 cm agar alat pewarnaan batik mudah digunakan siswa SD dan nyaman digunakan. Bentuk desain motif yang akan dikembangkan yaitu motif lingkaran berpola, kawung, dan roll.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Sari (2013: 48) menjelaskan, ada dua jenis pewarna yang dapat digunakan untuk membatik yaitu pewarna alami dan pewarna sintesis. Pewarna alami didapatkan dari bahan-bahan yang dihasilkan dari alam seperti kunyit, kayu secang, daun jati, kayu tingi, daun mangga, kesumba, mengkudu, dan indigo. Dengan menggunakan bahan pewarna ramah lingkungan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Pewarna sintesis yaitu pewarna yang berasal dari bahan kimia, dan mempunyai intensitas warna yang lebih kuat dibandingkan pewarna alami. Jenis pewarna sintesis antara lain naphtol, indigosol, remasol, rapid, dan procion.

Media sangat berperan dalam pembelajaran dan memiliki fungsi yang berbeda-beda dengan media lainnya. Sari (2013:42) menjelaskan, alat untuk membatik yaitu gawangan, bandul, wajan, kompor kecil, taplak, saringan malam, dingklik, dan canting. Bahan yang dibutuhkan dalam proses membatik yaitu lilin malam, kain mori, dan pewarna.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Menurut Gratha (2012: 15) tahapan mewarnai batik menggunakan pewarna alam meliputi proses mordant, ekstraksi bahan pewarna, pewarnaan, dan fiksasi. Tahapan membuat motif pewarnaan pada kain yaitu memegang bagian pegangan alat, menempelkan bagian motif alat pada cairan zat pewarna selama dua menit agar zat pewarna meresap pada kayu. Kemudian mengangkat alat dari zat pewarna.

Lalu meniriskan cairan zat pewarna pada alat dengan cara dikibas-kibaskan sampai cairan pewarna yang menempel pada motif alat benar-benar tiris. Kain yang akan dicap dengan alat pewarnaan sebelumnya diberi kardus bekas pada bagian bwah kain sebagai alas untuk mengecap. Selanjutnya mengecapkan alat pewarnaan pada kain dengan cara ditekan dan ditunggu selama satu menit agar zat pewarna meresap pada kain. Setelah itu, mengangkat alat pewarnaan dari kain sampai motif pada kain terbentuk dengan jelas. (*)