Jepara  

Jelang Ramadan, Harga Bumbu Dapur Stabil

DAGANG: Salah satu pedagang di Pasar Pecangaan sedang melayani pembeli, Kamis (16/3/23). (MUHAMMAD AGUNG PRAYOGA/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Memasuki bulan suci Ramadan, umat muslim di seluruh dunia mempersiapkan menu buka puasa dan juga sahur. Oleh sebab itu, bagi ibu rumah tangga bumbu dapur dinilai penting dalam membuat masakan keluarga.

Jelang Ramadan, harga bahan makanan termasuk bumbu dapur di Pasar Pecangaan tidak mengalami kenaikan harga. Cabai, tomat hingga bawang merah tersedia di pasar tersebut.

Hal itu, disampaikan oleh Wisnu (19), pedagang yang berjualan di salah satu pasar yang terdapat di Jepara itu. Menurutnya, harga beberapa bumbu dapur tidak meroket sebagaimana umumnya. Justru stabil dan bahkan mengalami penurunan harga.

Baca juga:  DPRD Jepara Ajak Masyarakat tak Pakai Knalpot Brong

Sambil berhitung, Wisnu menenteng sekeresek bawang merah dan putih. Per plastik yang dibawa, berbobot satu kilogram. Kedua barang tersebut, yang semula berkisar Rp 40 ribu, kini hanya dijual sampai Rp 20 ribu perkilonya.

“Bawang merah turun, dari Rp 40 ribuan perkilo, sekarang menjadi Rp 35, 32, sampai 20 ribu. Sementara bawang putih, hanya Rp 35 ribuan. Harga tergantung kualitas bawang,” papar Wisnu.

Untuk tomat sendiri, turut mengalami penurunan. Ia menuturkan, tomat yang semula Rp 45 ribu, sekarang menjadi Rp 30 ribu perkilonya. “Tidak hanya bawang saja yang turun, tomat juga mengalaminya. Harganya hampir berkurang satu pertiga dari harga sebelumnya,” ujarnya sambil meladeni pembeli.

Baca juga:  Pemkab Jepara Pastikan Ketersediaan Gas Melon Aman

Sedangkan, harga cabai-cabaian justru stabil. Hal itu terjadi pada cabai merah dan rawit. Keduanya dibanderol dengan harga sama dengan pekan lalu, (10/3). Namun cabai setan justru harganya mencapai Rp 70 perkilonya.

“Cabai merah dari petani lokal Rp 32 ribu sementara yang dari Bandungan Rp 35 ribu perkilonya. Kalau cabai rawit di angka Rp 20 ribuan perkilo. Nah, kalau yang lombok jenis setan ini, luar biasa, yang awalnya Rp 55 sampai Rp 60 ribu menjadi Rp 70 ribu perkilo,” pungkasnya. (cr2/fat)