Literasi yang Menyenangkan dengan Kartu Estafet

Oleh: Musnaeni, S. Pd. SD.
Guru SD Negeri 02 Kabunan, Kec. Taman, Kab. Pemalang

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Namun kini definisi literasi selalu berkembang sesuai dengan tantangan zaman. Menurut UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), pengertian literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Dalam versi Kemdikbud, ada enam jenis literasi. Antara lain literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, budaya, dan kewargaan.

Literasi merupakan keterampilan yang sangat penting untuk bekal dan proses kehidupan seseorang. Tingkat keberhasilan siswa dipengaruhi oleh literasi yang tertanam dalam diri mereka. Literasi dapat menjadi sarana bagi siswa dalam mengenal dan memahami ilmu yang didapatkan di sekolah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan nilai mata pelajaran dan meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Motivasi dan dorongan yang tinggi sangat diperlukan untuk menggiatkan kegiatan literasi, karena minat baca siswa masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai hambatan seperti perpustakaan sekolah yang kurang memadai, kurangnya buku dan sumber bacaan, serta lingkungan yang tidak mendukung. Selanjutnya kurangnya dorongan guru dan orang tua dalam kegiatan literasi, siswa kecanduan game, dan kurang menariknya cara berliterasi.

Guru perlu menjadi motivator dan inovator dalam membudayakan literasi di sekolah. Literasi di sekolah dapat dimulai dengan cara guru mengadakan literasi sebelum pelajaran selama 10-15 menit. Koleksi buku di perpustakaan lebih dilengkapi dan ditambah dengan buku-buku yang lebih menarik. Tatanan buku dalam perpustakaan perlu diperbaiki. Komunitas baca perlu diadakan. Mengadakan inovasi dalam berliterasi akan menarik siswa untuk mendalami literasi.

Pada kesempatan kali ini, penulis mencoba menerapkan literasi dengan kartu estafet. Yakni kegiatan literasi dengan menggunakan kartu sebagai alat atau media bermain yang dimainkan secara estafet. Kegiatan bermain kartu estafet memungkinkan anak melatih kemampuan berbahasa, komunikasi, kerjasama, dan berinteraksi antar anggota dalam tim.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Sebelum melaksanakan literasi dengan kartu estafet, guru perlu menyiapkan teks bacaan yang disertai gambar ilustrasi sejumlah kelompok yang ikut bermain. Teks bacaan dipotong-potong membentuk kartu-kartu cerita sejumlah peserta tiap kelompok. Kartu-kartu cerita dimasukkan dalam kantong agar tidak tercecer. Guru juga perlu menyiapkan papan sebagai tempat untuk menempelkan kartu-kartu cerita.

Kegiatan literasi dengan kartu estafet dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Pertama, membentuk kelompok atau tim yang akan bermain dan menyampaikan aturan dalam permainan kartu estafet yang akan dilakukan.  Kedua, setiap kelompok membuat barisan lurus ke belakang atau membentuk formasi melingkar. Ketiga, berikan satu set kartu estafet dan papan pada peserta pertama di setiap kelompok.

Keempat, berikan aba-aba “mulai” agar semua kelompok memulai permainan secara serentak. Kelima, peserta pertama membaca kartu cerita dan memasang kartu yang berisi cerita awal pada papan. Keenam, kartu dan papan diberikan ke peserta berikutnya untuk menyusun cerita selanjutnya. Demikian seterusnya sampai peserta terakhir. Ketujuh, setiap kelompok membaca cerita yang telah disusun. Kelompok yang dapat menyelesaikan tugas paling cepat dan cerita yang disusun tepat dinyatakan sebagai pemenang.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Literasi yang baik dapat mengasah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, serta menumbuhkan budi pekerti siswa. Keterampilan berliterasi juga dapat mendorong siswa untuk bisa memahami informasi secara reflektif dan analitis. Melihat begitu pentingnya kegiatan literasi, maka guru harus terus menggalakan literasi dengan berbagai cara yang menarik. Dengan demikian siswa akan tertarik dan bersemangat mengikuti kegiatan literasi. Literasi dengan kartu estafet telah terbukti mampu menarik siswa untuk mengikuti kegiatan literasi dengan menyenangkan. (*)