Oleh: Suci Wijayanti, S.Pd
Guru Bahasa Inggris SMP N 1 Piyungan, Kab. Bantul
KOMUNIKASI secara umum adalah suatu proses penyampaian informasi pesan, ide, gagasan dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Sedangkan menurut James A. F. Stoner, komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain.
Dalam berkomunikasi proses penyampaian pesan atau proses komunikasi juga harus diperhatikan. Menurut Aristoteles, proses komunikasi menitikberatkan pada pembicara (speaker) dan bicara (speech). Karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif dan berperan penting dalam proses public speaking. Yaitu mengirim pesan kepada khalayak. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru mempunyai peran sebagai speaker dan speech sekaligus. Sebagai speaker yang berbicara didepan kelas tentunya ketika menyampaikan suatu pesan atau materi pelajaran akan menimbulkan dampak atau pengaruh pada murid-murid.
Daya tanggap pada materi yang disampaikan berfariasi dan hasil belajar juga berbeda–beda antara murid yang satu dengan murid yang lainnya. Untuk memastikan seberapa paham murid-murid ketika menerima materi pelajaran, tidak cukup hanya dengan melihat hasil kerja atau nilai mereka sebagai ukuran. Mengecek pemahaman murid bisa kita lakukan secara langsung pada saat pembelajaran di dalam kelas sebagai langkah awal. Hal tersebut bermanfaat untuk membangun komunikasi interpersonal yang baik antara guru dan murid sebelum pada proses penilaian atau pengukuran hasil belajar.
Bagaimana pun proses yang terjadi di kelas akan berpengaruh terhadap hasil akhir dalam suatu pembelajaran. Selain itu komunikasi aktif antara guru dan murid bisa menumbuhkan keberanian atau rasa percaya diri murid dalam menyampaikan pendapat setelah hampir dua tahun mereka daring. Kemudian memupuk rasa percaya diri murid menyatukan ikatan bathin antara guru dan murid yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar murid.
Bonusnya adalah murid akan lebih nyaman untuk mengkomunikasikan segala keluhan ataupun masalah yang mereka alami. Baik dalam pembelajaran maupun masalah diluar pembelajaran. Menjadikan guru sebagai orang tua kedua, memberinya kenyamanan dalam belajar, kenyamann dengan teman, dan kenyamanan di lingkungan sekolah. Sehingga prestasi belajar secara akademik baik dan prestasi non akademik pun akan baik bahkan terus meningkat.
Komunikasi interpersonal di lingkungan sekolah dapat menghindarkan murid dari rasa diasingkan bahkan meminimalisir bullying antar teman. Terjalinnya komunikasi yang baik di lingkungan sekolah akan menciptakan atmosfer yang nyaman untuk proses pembelajaran, dan menciptakan hubungan yang harmonis antar warga sekolah. Bahkan bisa sebagai alat pengontrol pada murid dalam mengarahkan murid-murid bertingkahlaku di sekolah, luar sekolah, dan di media sosial.
Komunikasi interpersonal yang terjaga akan membuat murid merasa segan ketika mereka hendak melampiaskan kemarahannya pada status Facebook ataupun story WhatsApp dengan bahasa-bahasa yang kurang pas sebagai seorang pelajar. Untuk itu, mari ciptakan komunikasi interpersonal yang baik dengan peserta didik, agar capaian pembelajaran kita bisa tercapai dengan maksimal. Visi dan misi sekolah bisa terwujud dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. (*)