SEMARANG, Joglo Jateng – Sebagai suporter setia PSIS Semarang, Panser Biru menunjukkan rasa kemanusiaan dan kepeduliannya pada masyarakat Kota Semarang. Hal tersebut dibuktikan, salah satunya melalui launching mobil ambulans dan mobil jenazah pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Sabtu (25/3).
Acara launching yang digelar di Sekretariat Panser Biru, Ruko Stadion Citarum No. 12, Semarang tersebut dibarengi dengan buka bersama dan tausiyah. Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajarannya.
“Panser Biru ini menjadi suporter yang sangat luar biasa. Merupakan suporter sepak bola tapi bisa mementingkan masyarakat, bisa membantu masyarakat yang masih membutuhkan. Alhamdulillah kami Pemerintah Kota Semarang berterima kasih karena kita dibantu juga. Mobil ambulans untuk sakit dan ambulans jenazah. Ada dua sekaligus, kami mengapresiasi,” ungkap Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.
Ia juga mengajak Panser Biru untuk bisa menjadi garda terdepan untuk menjaga ketertiban, kondusifitas, dan keamanan jelang laga tim kebanggaan warga Semarang PSIS vs Persebaya Rabu (29/3) mendatang. Menurutnya, ini menjadi waktu yang tepat untuk menunjukkan bahwa Panser Biru adalah suporter yang cinta damai, kompak, dan punya komitmen untuk selalu mewujudkan kenyamanan.
“Kemarin kami melakukan Zoom dengan Wali kota Surabaya agar pertandingan antara PSIS dan Persebaya ini bisa lancar. Mudah-mudahan PSIS yang menang,” kata Mbak Ita.
Di sisi lain, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi memuji Panser Biru yang dianggap memiliki sistem keuangan dan administrasi yang tertib. Yoyok menerangkan bahwa anggota Panser Biru rutin menyisihkan uang dan membayar kas di setiap pertandingan.
Pihaknya juga berterima kasih kepada Pemkot Semarang, Polrestabes Semarang, dan seluruh pihak yang telah mengupayakan keamanan menjelang laga PSIS vs Persebaya. Dirinya juga memuji Panser Biru yang dianggap memiliki sistem keuangan dan administrasi yang tertib.
“Terima kasih kepada Panser Biru atas dukungannya kepada PSIS Semarang yang luar biasa tanpa pamrih selama 22 tahun ini. Panser Biru sudah bertransformasi menjadi suporter yang dewasa. Suporter yang apa ya, menurut saya intelek,” kata Yoyok.
Senada dengan Yoyok, Ketua Umum Panser Biru, Galih Ndog, juga mengungkapkan pihaknya sudah lelah dengan label negatif yang diberikan masyarakat pada supporter sepak bola. Ia mengungkapkan bahwa Panser Biru berusaha keras menghapus label itu dan menuju ke arah yang lebih baik.
“Terima kasih buat teman-teman yang semangatnya masih ada sampai saat ini. Dengan 22 tahun ini menunjukkan kita sudah semakin dewasa dan kita harus syukuri itu semua. Kebetulan di tanggal 25 ini teman-teman sudah ingin kembali lagi ke masyarakat karena kita sadar kita juga bagian dari masyarakat,” tandas Galih. (luk/mg4)