Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Model KAM

Oleh: Arofah, S.Pd
Guru SDN 01 Rowosari, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang

PERMENDIKNAS RI nomor 41 Tahun 2007 menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang. Kemudian memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. Seiring dengan tujuan tersebut, maka harus ada kesiapan dari seorang guru dalam mendesain pembelajaran yang akan diberikan pada siswa.

Menurut Fathani (2009:75), matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan harus dikuasai oleh setiap manusia terutama oleh siswa sekolah. Siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks dan mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama (Slavin, 1994). Satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Namun siswa harus membangun sendiri pengetahuan yang ada dibenaknya.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Pembelajaran kompetisi aktif menyenangkan (KAM) merupakan modifikasi dari model pembelajaran team games tourament (TGT) dan pembelajaran aktif kreatif efisien dan menyenangkan (PAKEM). Tetapi karena kelas II termasuk kelas rendah maka dalam pelaksanaannya tetap dipadukan dengan pendekatan tematik. Model TGT merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Kemudian melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Sedang PAKEM merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual yang menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif mengkonstruksi pengetahuannya menggunakan informasi yang diperoleh dari situasi nyata atau yang dapat dibayangkan (Depdiknas, 2007). Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu melalui tema sebagai pemersatu dengan memadukan beberapa model sekaligus yang bisa dikaitkan satu sama lain.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

KAM memiliki beberapa keunggulan. Seperti menimbulkan rasa persaingan yang sehat antar siswa. Kemudian siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan senang mengikuti pembelajaran, menimbulkan rasa kerja sama dan kompetisi yang tinggi antara siswa satu dengan yang lain. Lalu meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran.

Kualitas pembelajaran secara operasional menurut Depdiknas, Dirjen Dikti (2004) dalam Wahyuningsih (2010) diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis pengajar, peserta didik, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan
tuntutan kurikuler.  Jadi, peningkatan kualitas pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai proses meningkatkan mutu melalui upaya pembimbingan terhadap siswa.

Adapun langkah-langkah kegiatan dari model pembelajaran KAM sebagai berikut. Pertama, siswa berkelompok dengan ketentuan masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai enam orang anggota. Kedua, siswa melakukan diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari untuk membangun konsep. Ketiga, siswa menjalankan permainan yang sudah disiapkan guru (tiap kelompok berlomba untuk mendapatkan poin). Keempat, siswa mengerjakan soal yang diberikan guru sebagai tes akhir/evaluasi. Kelima, siswa mendengarkan mengumumkan kelompok terbaik dan siswa yang mendapat skor terbaik. Perwakilan kelompok dan siswa terbaik mendapatkan bintang penghargaan.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Walaupun memfokuskan pada mata pelajaran matematika, tetapi dalam menyusun desain pembelajarannya tetap menggunakan pembelajaran tematik. Memfokusan mata pelajaran matematika adalah agar mempermudah penilaian hasil belajar. Yaitu dengan cukup melihat nilai dari matematikanya saja. Tetapi pelajaran yang lain tetap di ajarkan dan dievaluasi. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan menggunakan model pembelajaran KAM untuk memperbaiki pembelajaran matematika dengan tidak lepas dari pendekatan tematik dalam pelaksanaannya. (*)