Disdik Kota Semarang Harap Eks RSBI Tetap Cetuskan Generasi Berprestasi

  • Bagikan
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Suwarto. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Kebijakan transisi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) memang sudah dihapus sejak 2013 lalu. Yakni melalui Surat Edaran Nomor: 017/MPK/SE/2013 dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kini RSBI kembali menjadi sekolah reguler mengikuti aturan pemerintah yang masuk program sekolah gratis.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala Disdik Kota Semarang Suwarto mengaku, pihaknya akan tetap terus mendukung sekolah tersebut untuk meluluskan generasi yang berprestasi. Hal ini mengingat fasilitas yang di miliki sekolah lebih unggul dan lebih lengkap.

“Tentu harapannya tetap bisa mendidik peserta didik untuk terus berprestasi baik akademik maupun non akademik,” tuturnya, saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.

Suwarto menyebut, kini semua sekolah setara. Penerimaan peserta didik menggunakan sistem zonasi. Tidak ada yang unggul ataupun tertinggal.

“Perbedaanya hanya labelnya saja. Kurikulum yang diajarkan juga tidak berbeda. Karena sekolah tidak bisa melakukan pungutan apapun. Nanti kan bisa dikoordinasikan per kelas untuk kemajuan siswa,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Suwarto, kini sekolah wajib menerima dan memberi kuota bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Adapun penerimaan peserta didik tersebut akan dilakukan asesmen yang dibantu oleh Disdik.

“Kalau ada gejala seperti anak berkebutuhan khususkan nanti guru melapor untuk dilakukan asesmen anaknya masih bisa mengikuti atau tidak. Kita kan punya layanan RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental) untuk asesmen psikolog ada kantornya di Semarang Barat,” kata Suwarto saat ditemui di kantornya.

Baca juga:  Tegaskan Guru tak Terpapar Covid-19 saat PTM

Lebih lanjut, Suwarto mengimbau agar pihak sekolah juga dapat bersinergi dengan Pemerintah Kota Semarang dalam melakukan pembenahan fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah. Misalnya pada SDN Sendangmulyo 04, perawatan GOR bekerja sama dengan Dinas Tata Ruang (Distaru) Semarang.

“Tahun kemarin kan GOR-nya sudah bagus. Nah tahun ini tinggal kolam renangnya. Nanti tinggal tahun ini apa tahun depan,” tambahnya.

Disisi lain, salah satu Eks RSBI di Kota Semarang, yakni SMP N 2 Semarang mengaku, beberapa proses pembelajaran terganggu karena membutuhkan budget besar. Oleh karena itu, kini sekolah harus mengurangi beberapa kegiatan yang memerlukan anggaran besar itu.

“Kalau sekarang kegiatan yang ber-budget, selama tidak bisa di counter oleh BOS ya harus ditiadakan dulu. Kita membuat kegiatan yang ber-budget minim pokoknya, yang bisa di cover oleh BOS,” ungkap Pembantu Pimpinan Bidang Kurikulum SMP N 2 Semarang, Dyah Purwaningrum. (luk/mg4)

  • Bagikan