GI Flanelgraf Pembelajaran IPA Lebih Kreatif dan Menarik

Oleh: A. Prapti Andayani, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 2 Tanjunganom, Kec. Rakit, Kab. Banjarnegara

ADANYA pembelajaran tematik, guru harus menerapkan berbagai model pembelajaran untuk menarik minat siswa untuk belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru masih memiliki kecenderungan menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut membuat siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Akibatnya, beberapa siswa kelas VI memiliki hasil belajar yang rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar di SD Negeri 2 Tanjunganom pada mata pelajaran IPA adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran.

Cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam anggota secara heterogen (Rusman, 2010). Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar adalah Group investigation (GI) berbantuan media flanelgraf. Group investigation merupakan penemuan yang dilakukan siswa secara berkelompok melakukan pekerjaan dengan aktif, yang memungkinkan mereka menemukan suatu prinsip.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Group investigation membantu guru untuk mengaitkan antara materi dengan keadaan nyata siswa serta mendorong siswa menerapkan pengetahuan dalam kehidupan mereka. Group investigation adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif berbasis penemuan dimana setiap kelompok berangggotakan empat sampai enam orang dengan komposisi kelompok heterogen.

Langkah-langkah group investigation berbantuan media flanelgraf dalam pembelajaran. Yaitu membentuk kelompok dan pemilihan topik, merencanakan penyelesian topik. Kemudian melakukan investigasi berbantuan media flanelgraf, penyusunan laporan, mempresentasikan laporan, dan evaluasi. Kelebihan metode pembelajaran group investigation adalah siswa cenderung berdiskusi dan menyumbangkan ide tertentu. Selain itu, siswa dapat belajar lebih efektif dan meningkatkan interaksi sosial mereka. GI juga dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, serta dapat meningkatkan penampilan dan prestasi belajar siswa.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Adapun kekurangan group investigation yaitu tugas kelompok sering melibatkan siswa-siswa yang mampu, GI terkadang memerlukan pengaturan situasi dan kondisi yang berbeda. Selanjutnya keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik yang baik bagi kelompok, dan keberhasilan model GI bergantung pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Aditya (2016) mengungkapkan bahwa group investigation memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran bersama teman-temannya dengan bantuan guru sebagai fasilitator dan motivator. Keaktifan tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat.

Media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa. Dengan begitu, proses belajar terjadi. Media sebagai komponen strategi pembelajaran yang menjadi wadah materi dari guru ke siswa sehingga terjadinya proses belajar (Trianto, 2009). Jadi, media pembelajaran adalah segala benda yang digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menarik minat siswa pada pembelajaran.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pada penelitian ini, peneliti memilih media flanelgraf sebagai media penunjang pembelajaran siswa. Media flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi ampelas dan guntingan tersebut ditempel pada papan yang telah dilapisi kain flanel. Media flanelgraf membuat siswa lebih mudah memahami materi dan aktif pada proses belajar mengajar yang berlangsung sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.

Hasil belajar menjadi tolok ukur tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa ke hal yang semakin baik setelah pembelajaran yang ditandai dengan adanya kompetensi yang dikuasai siswa. Kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pengukuran hasil belajar siswa menggunakan teknik dan instrumen hasil belajar. (*)