Peningkatan Keterampilan Mendeskripsikan Benda melalui Pembelajaran Tematik Menggunakan Media Gambar

Oleh: Arofah, S.Pd
Guru SDN 01 Rowosari, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang

BAHASA memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006:5). Berbahasa dengan baik dan benar, diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk  mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut. Kemudian menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006:25).

Kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya sering diremehkan oleh sebagian besar siswa. Bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Padahal manusia tidak terlepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud.

Pemikiran seseorang akan lebih mendapat pengakuan ketika sudah dituliskan. Sehingga orang lain yang membaca akan mengetahui apa yang ingin disampaikan (Anagram, 2008). Johana Pantow dkk (2007) menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Alfianto (2006) menyebutkan bahwa pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Pendekatan tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pola pikir siswa kelas II adalah konkrit. Sehingga lebih memilih memanfaatkan media gambar dan bukan memanfaatkan media yang lebihnya. Oleh karena itu, gambar dipilih sebagai alternatif untuk memepermudahkan siswa dalam mendiskripsikan seekor binatang secara tertulis. Karena gambar lebih praktis dan mudah didapat.

Kurikulum 2006 atau yang sekarang ini disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa pembelajaran diserahkan kepada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Oleh karena itu, siswa harus aktif dalam belajar. Termasuk juga dalam pembelajaran menulis. Menurut (M. Atar Semi, 2007:14), menulis adalah suatu proses kreatif. Yakni memindahkan gagasan dalam lambang-lambang tulisan.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu obyek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium serta imajinatif apa yang dilihat didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang obyek yang dimaksud.

Menurut Ambarwati (2017:280), media gambar adalah sarana pendorong untuk diterimanya proses belajar mengajar atau alat perantara dengan memanfaatkan indra penglihatan siswa. Yakni guna mengoptimalkan tujuan keberhasilan suatu proses dengan menggunakan alat bantu berupa gambar yang menyalurkan pesan atau gagasan. Sehingga materi yang disampaikan bisa tercapai dengan optimal.

Langkah–langkah penulisan deskripsi menurut Jamyas Suhardi adalah sebagai berikut. Pertama, menetapkan tema tulisan. Yaitu gagasan, persoalan, masalah, atau ide yang akan kita kemukakan dalam tulisan. Karena tulisan yang hendak dikembangkan berbentuk deskripsi, tema tulisan tentu berupa obyek yang akan kita tulis itu.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Kedua, menetapkan tujuan menulis deskripsi yang hendak dicapai ialah memberikan gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Ketiga, mengumpulkan bahan tulisan. Bahan-bahan tulisan dapat diperoleh melalui berbagai macam cara. Di antaranya ialah dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis. Keempat, menyiapkan kerangka tulisan berdasarkan bahan-bahan yang telah terkumpul. Karena bahan tulisan masih bersifat global atau garis besarnya saja, rincian mengenai bahan tulisan perlu kita buat.

Kelima, pengembangan tulisan dikerjakan setelah kerangka tulisan atau kerangka disiapkan. Dalam mengembangkan tulisan, sebaiknya diperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca. Selain itu pilihlah kata-kata yang tepat dan susunlah kalimat-kalimat yang menarik, bervariasi, dan efektif. (*)