Oleh: Pujiatun, S.Pd.SD
Guru SD N 3 Tambakrejo, Kec. Wirosari, Kab. Grobogan
MEMBACA merupakan keterampilan berbahasa dan menjadi faktor yang penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan membaca, peserta didik dapat memperoleh informasi. Membaca merupakan salah satu kegiatan dalam berliterasi. Di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara. Dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, mengenali, serta memahami ide-ide secara visual.
Literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Budaya membaca dan menulis pada masyarakat Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini terbukti, salah satunya dari nilai prestasi pendidikan yang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Dari Malaysia atau Singapura misalnya.
Pembiasaan membaca dapat membuka wawasan kita untuk mengenal dunia luar dan memahami segala sesuatu dengan pandangan yang luas. Apalagi untuk peserta didik, terutama kelas rendah, itu sangat bermanfaat. Selain itu, dengan kegiatan membaca, kita dapat menambah kosa kata yang dapat membantu untuk kegiatan menulis.
Literasi tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Kita bisa disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan literasi bila kita sudah mendapatkan kemampuan dasar dalam berbahasa. Yakni menyimak, berbicara, membaca, serta menulis. Sehingga dengan demikian, kita juga tahu bahwa kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis adalah pintu pengembangan makna literasi selanjutnya.
Di sini saya menekankan perlunya membudayakan literasi. Terutama membaca sejak dini. Karena masih ada beberapa peserta didik yang memang mempunyai kebutuhan khusus yaitu agak lambat dalam kemampuan membaca. Untuk itu maka perlunya diterapkan pembiasaan berliterasi sebelum pembelajaran. Misalnya dengan cara sebagai berikut. Pertama, membuat jadwal berkunjung ke perpustakaan. Misalnya dalam satu minggu, tiap kelas mendapat jadwal sekali untuk kunjungan ke perpustakaan. Hal itu dilakukan agar peserta didik mempunyai minat baca yang tinggi.
Kedua, mengajak siswa membuat mading kelas. Membuat mading membuat peserta didik lebih kreatif dalam memunculkan ide untuk menulis. Karena harus menulis atau mencari bahan, mereka akan mencari referensi (misalnya membaca buku) tentang hal-hal yang akan dibuat mading tersebut.
Ketiga, membuat poster motivasi. Sehingga dengan pembiasaan tersebut siswa menjadi terbiasa dalam memahami informasi secara analitis kritis dan reflektif. Diharapkan kedepaannya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam segala bidang, serta siap berdaya saing di era globalisasi. (*)