Oleh: Nurrochmi Endang Kusrini, S.Pd
Guru SDN 02 Tambakrejo, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang
GLOBALISASI membawa dampak yang sangat besar pada semua aspek kehidupan, termasuk kebutuhan menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Tantangan saat ini, pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) dengan segala kompetensi yang dikenal dengan kompetensi abad ke-21. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi input bagi sekolah dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan para guru untuk meningkatkan efektivitas dan kreativitas pembelajaran di dalam kelas.
Siswa terlibat dalam kegiatan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, serta mencipta. Baik secara teori keilmuan maupun saat di kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan hasil observasi awal kondisi pembelajaran di SDN 02 Tambakrejo, hasil belajar siswa masih belum optimal. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran, penggunaan model, metode atau pendekatan yang digunakan masih kurang efektif.
Pembelajaran di kelas hanya mempelajari produk dan mengetahui fakta tanpa adanya proses penemuan sendiri yang dapat bermakna bagi siswa. Di samping itu, minimnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, serta siswa belum mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut. Tujuannya agar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam memecahkan masalah sebagai penunjang karir siswa di abad ke-21. Salah satu terobosan baru dalam pembelajaran abad 21 yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah pendekatan STEM (science, technology, engineering, and mathematics). Yakni sebuah pembelajaran interdisipliner antara ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Keempat ilmu ini merupakan kombinasi harmonis dari masalah yang muncul di dunia nyata. Pembelajaran ini berfokus pada penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. STEM menciptakan sistem pembelajaran aktif karena keempat aspek tersebut diperlukan pada waktu yang bersamaan untuk menyelesaikan masalah. Solusi tersebut juga menunjukkan bahwa siswa dapat menyatukan konsep abstrak dari semua aspek.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pendekatan STEM merupakan pendekatan yang sangat tepat digunakan pada pembelajaran abad 21 ini. Setelah menerapkan pendekatan STEM, siswa diharapkan mampu menguasai literasi sains dan teknologi melalui keterampilan membaca, menulis, mengamati, ikut terlibat dalam kegiatan sains. Kemudian mampu mengembangkan keterampilan ini untuk digunakan dalam penyelesaian masalah kehidupan sehari-hari.
Pendekatan STEM telah diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah. Torlakson (2014) menyatakan bahwa keempat aspek ini merupakan kombinasi harmonis dari masalah yang muncul di dunia nyata. Pembelajaran yang berfokus pada penyelesaian masalah yang sering kita temui dalam kehidupan.
Melalui penerapan pendekatan STEM dalam proses pembelajaran tematik terpadu, diharapkan siswa akan memperoleh berbagai keterampilan yang mereka butuhkan dalam lingkungan kompetitif abad ke-21. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan STEM merupakan suatu pendekatan yang komprehensif.
Proses pembelajaran berfokus pada pemecahan masalah sehari-hari, baik itu di kehidupan nyata atau kehidupan profesional. Tahapan pendekatan STEM-PjBL (science, technology, engineering, and mathematics – project based learning) yang efektif adalah sebagai berikut. Pertama, reflection. Yakni membawa siswa ke dalam sebuah masalah dan memberikan motivasi untuk menyelidiki serta menyelesaikan.
Kedua, research. Menggali informasi dari berbagai sumber yang relevan. Ketiga, discovery. Menjembatani antara research dan application dalam membuat desain sebuah proyek. Keempat, application. Menguji produk/solusi dalam memecahkan masalah. Kelima, menyampaikan sebuah proyek/solusi.
Bagi siswa, diharapkan untuk menjadi pembelajar sejati, mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan ataupun potensi yang dimiliki untuk menghadapi kehidupan yang terus menerus akan berkembang. Bagi guru, pendekatan STEM bisa dijadikan salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan pada siswa. (*)