Oleh: Siti Maflikhah, S.Pd.I
Guru PAIBP SDN 01 Peguyangan, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang
BELAJAR membaca Al-Qur’an akan memberikan hasil yang lebih baik bila dimulai sejak anak usia dini. Sehingga akan mempermudah anak mampu membaca Al-qur’an dengan benar. Mengajar Al-Qur’an pada anak sejak dini, akan membuat anak mencintai Al-Qur’an sejak dini pula. Orang yang belajar atau mengajarkan Al-qur’an akan memperoleh kemuliaan dihadapan Allah SWT.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang artinya “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari). Untuk itu, guru dituntut mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan bagi siswanya. Atas latar belakang itulah guru mencoba metode cooperative learning (tebak kata) dalam pembelajaran descriptive text.
Model pembelajaran koooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengonstruksi konsep menyelesaikan persoalan atau inkuri (Suryanto, 2009:51). Sedangkan menurut Suprijono (2015:73), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas. Meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. Jadi, pembelajaran kooperatif ini merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan bimbingan guru.
Pembelajaran kooperatif tidak sama belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar, memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan pembelajaran efektif, yaitu pembelajaran yang bercirikan sebagai berikut. Pertama, memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat. Seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama. Kedua, memberikan pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang dapat diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
Dalam hal ini guru mengajak siswa bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton. Dalam menerapkan model tebak kata, ada beberapa hal yang harus disiapkan. Di antaranya adalah materi yang akan disampaikan, bahan ajar yang dibutuhkan, dan kata kunci yang akan dipertanyakan.
Menurut Suprijono (2013:150), langkah-langkah model pembelajaran tebak kata adalah sebagai berikut. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atas materi tentang profesi kurang lebih 45 menit. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas. Seorang siswa diberi kartu berukuran 10×10 cm dan membacakan pada pasangan. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan didahi atau diselipkan di telinga.
Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membaca huruf hijaiyah yang tertulis di dalamnya. Sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis dikartu), maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tebak kata (cooerative learning), menekankan kerjasama pada siswa SDN 01 Peguyangan dalam proses pembelajarannya. Sehingga siswa berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa. Selain itu juga siswa diarahkan untuk aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan, serta dapat mengusir kejenuhan dalam proses pembelajaran.
Setelah pembelajaran dengan tebak kata, siswa SDN 01 Peguyangan jadi antusias dan senang selama pembelajaran. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pun meningkat pesat. Dari data hasil uji kompetensi yang penulis lakukan, ternyata sebanyak 80% siswa dari 30 siswa berhasil mencapai KKM. Model pembelajaran cooperative learning sangat efektif meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti. (*)