Malam Lailatulkadar Jatuh pada Malam ke-25 Ramadan

Muhammad Nurkhanif, M.S.I

Oleh: Muhammad Nurkhanif, M.S.I
Wakil Sekertaris PC RMI PCNU Kota Semarang,
Dosen Astronomi Fakultas Syari’ah & Hukum UIN Walisongo

LAILATULKADAR adalah malam yang sangat istimewa dalam Islam. Malam ini terjadi pada Bulan Ramadan. Lailatulkadar juga dikenal sebagai malam kebangkitan atau malam kemuliaan. Lailatulkadar diyakini sebagai malam dimana Al-Quran pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Malam ini dianggap lebih baik dari seribu bulan, dan dalam Al-Quran dijelaskan bahwa pada malam ini turun para malaikat dan Malaikat Jibril untuk melaksanakan segala perintah Allah.

Malam lailatulkadar juga dianggap sebagai malam di mana Allah SWT lebih dekat dengan hamba-hamba-Nya. Banyak umat Islam melakukan ibadah seperti sholat malam, membaca Al-Quran, zikir, dan berdoa di malam ini. Banyak juga umat Islam yang ingin mendapatkan keberkahan dan memperbanyak amalan di malam lailatulkadar.

Lalu kapan terjadinya malam 1000 bulan itu? Malam lailatulkadar jatuh pada 10 malam terakhir Bulan Ramadan. Tanggal pastinya tidak dapat dipastikan karena umat Islam mengikuti penanggalan hijriyah (kalender Islam) yang berbeda dengan penanggalan masehi (kalender Gregorian). Namun, biasanya lailatulkadar jatuh pada salah satu malam ganjil pada 10 malam terakhir Bulan Ramadan. Yaitu pada tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang memperbanyak ibadah di malam-malam tersebut untuk memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, dari Aisyah R.A, ia berkata: “Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”

Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H – 505 H) adalah di antara ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui kapan jatuhnya malam lailatulkadar. Menurut Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam I’anatut Thalibin juz 2, hal. 257, cara untuk mengetahui lailatulkadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadan.

Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka lailatulkadar jatuh pada malam ke-29. Jika awalnya jatuh pada hari Senin, maka lailatulkadar jatuh pada malam ke-21. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum’at, lailatulkadar jatuh pada malam ke-27 . Jika awalnya jatuh pada hari Kamis, maka lailatulkadar jatuh pada malam ke-25. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu, maka lailatulkadar jatuh pada malam ke-23. Syekh Abul Hasan As-Syadzili berkata: “Semenjak saya menginjak usia dewasa, lailatulkadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.”

Dengan teori milik Imam Al Ghazali ini, maka malam lailatulkadar pada Ramadan 1444 H ini diprediksi akan jatuh pada malam ke-25 Ramadan. Hal ini disebabkan karena awal Ramadan jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023.

Menurut Imam Al-Ghazali, lailatulkadar adalah malam yang sangat istimewa dan memiliki nilai yang sangat tinggi bagi umat Islam. Beliau menyatakan bahwa malam Lailatul Qadar merupakan malam di mana rahmat Allah SWT mencurah deras kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, Al-Ghazali menekankan pentingnya memanfaatkan malam Lailatul Qadar dengan melakukan amalan-amalan kebaikan. Seperti sholat malam, membaca Al-Qur’an, zikir, dan berdoa kepada Allah SWT.

Imam Al-Ghazali juga menekankan bahwa di malam lailatulkadar, umat Islam harus memperbanyak istighfar (memohon ampunan) kepada Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk dosa dan kesalahan. Selain itu, beliau mengingatkan umat Islam untuk memperbanyak sedekah di malam tersebut. Karena sedekah merupakan salah satu amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT dan dapat membawa keberkahan bagi pelakunya. Wallahu a’lam bisshowab. (*)