Belajar Bahasa Prancis Menyenangkan dengan Spinning Wheel

Oleh: Nur Hidayati, S.Pd
Guru Bahasa Prancis SMA N 1 Demak

BEBERAPA waktu ini media pembelajaran spinning wheel (boleh diistilahkan dengan roue roulante dalam bahasa Prancis dengan “roda berputar”) menjadi favorit bagi guru. Terutama untuk pengampu mata pelajaran bahasa. Hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan secara signifikan menunjukkan hasil positif. Interaksi pembelajaran antara guru dan pembelajar berlangsung dalam suasana menyenangkan dan merangsang pembelajar mengungkapkan pengetahuan kebahasaannya.

Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik media pembelajaran yang merupakan bagian penting dalam seluruh proses pembelajaran. Pemanfaatan dengan penggunaan media tersebut menunjang efektivitas, efisiensi, dan daya tarik dalam pembelajaran. Spinning Wheel sebagai media pembelajaran bukan alat peraga pembelajaran yang tidak rumit pembuatannya. Hanya dengan membuat bentuk yang mirip roda, dengan kertas atau kayu tipis. Lalu menghiasinya dengan beberapa warna yang menarik, membaginya ke dalam bagian-bagian (kolom atau belahan yang diwarnai secara berbeda antara satu dan lainnya) untuk diisi gambar atau tulisan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, guru sudah akan siap mengarahkan proses pembelajaran yang menarik.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Spinning wheel dapat digunakan berkali-kali untuk materi pembelajaran yang berbeda. Cukup dengan mengganti bagian kolom dan mengisinya sesuai kebutuhan berkaitan materi pembelajaran. Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran bahasa? Khusus tentang pembelajaran bahasa, media pembelajaran ini dapat diterapkan terhadap hampir semua aspek pembelajaran. Dari pembelajaraan kosa kata, gramatika, hingga yang lebih kompleks dalam bentuk wacana sederhana. Keterampilan berbahasa yang mencakup berbicara, menyimak, membaca, dan menulis juga bisa dieksplorasi dengan media pembelajaran tersebut.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terhadap pembelajaran bahasa, terutama bahasa asing, dengan media spinning wheel, secara umum dihasilkan simpulan antara lain penguasaan kosakata pembelajar membaik. Kemudian keterampilan berbicara juga meningkat. Begitu juga dengan keterampilan menulis.

Sebagai bahasa asing, pembelajaran bahasa Prancis pun dapat memanfaatkan media spinning wheel untuk mengeksplorasi keterampilan berbahasa para pembelajar. Penelitian yang telah dilakukan mengenai hal tersebut juga terbukti menunjukkan hasil positif. Sebagai contoh, kemampuan membaca bahasa Prancis untuk siswa SMA Kelas XI di Smansade dengan media roue roulante (spinning wheel) menunjukkan hasil pencapaiannya sangat baik.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pada intinya, roue roulante atau spinning wheel memang dapat diterapkan untuk semua materi kebahasaan Prancis yang mengeksplorasi empat keterampilan berbahasa siswa. Guru bahasa Prancis bahkan dimungkinkan untuk mengembangkan hal-hal yang berkaitan. Tak hanya dengan keterampilan berbahasa siswa, tapi juga hal yang berkaitan dengan pengembangan karakter atau pendidikan karakter.

Sebagai contoh, dalam materi pembelajaran loisir atau les vacances (pemanfaatan waktu luang atau liburan), dengan tujuan mengeksplorasi keterampilan berbicara siswa, guru tak hanya mengisi kolom di roue roulante dengan nama tempat-tempat wisata di Prancis. Tapi juga nama tempat wisata di Indonesia. Perbandingan tempat wisata di Prancis dan di Indonesia bertujuan untuk memotivasi kesadaran siswa mengenai pemahaman lintas budaya. Pada proses pembelajarannya, siswa diminta untuk berbicara mengungkapkan pengetahuannya mengenai tempat wisata yang tertunjuk jarum roue roulante. Apakah itu diungkapkan dalam bahasa Prancis atau bahasa Indonesia, gurulah yang menentukan.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Tak hanya itu, pada akhir pembelajaran, untuk materi tempat wisata, guru dapat memberikan afirmasi kepada siswa mengenai kesadaran lingkungan dengan saran untuk merawat tempat-tempat wisata dan lingkungan di sekitar masing-masing siswa. Bukankah kesadaran terhadap lingkungan menjadi bagian dari pendidikan karakter? Itu artinya, pembelajaran tak hanya mengeksplorasi pengetahuan kebahasaan dan kebudayaan. Tapi juga mendidik karakter siswa.

Hal seperti itu dapat diterapkan untuk semua materi pelajaran. Guru juga berkemungkinan melakukan pengembangan-pengembangan tertentu dengan pemanfaatan media roue roulante. Dengan demikian, pembelajaran tak hanya interaktif, eskploratif, dan edukatif. Tapi juga menyenangkan. (*)