Oleh: Risnowati, S.Pd
SDN 03 Kaliprau, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
MENURUT Khoir (2012), ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan sebagai tujuan pendidikan. Mata pelajaran IPS berperan untuk mengfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu yang bersifat teoritik ke dalam dunia kehidupan nyata di masyarakat. Dengan kata lain bahwa IPS secara general mencakup upaya untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap siswa secara utuh.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS, diharapkan siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan inovatif yang sangat baik bagi pengembangan diri, intelektual, dan sosialnya. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa. Menurut Isjoni (2008:11), pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa. Bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode pembelajaran harus dibuat sedemikian menarik. Sehingga siswa tidak bosan dan jenuh dalam pembelajaran tersebut. Selain penyusunan metode pembelajaran yang baik, juga diperlukan beberapa variasi cara mengajar guru untuk meminimalisir tingkat kejenuhan dan kebosanan siswa dalam suatu proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Hamalik (1983:155), hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati. Diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Doran, dkk. Iskandar (2004:12) mengungkapkan, peta konsep adalah diagram yang dibentuk atau disusun untuk menunjukan pemahaman seseorang tentang suatu konsep atau gagasan yang mempunyai struktur berjenjang. Dari yang bersifat umum menuju yang bersifat khusus dilengkapi dengan garis-garis penghubung yang sesuai. Peta konsep merupakan cara yang dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi dalam bentuk proporsi melalui proses belajar alamiah dan berfikir.
Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting. Melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip. Yaitu diferensi progresif dan penyesuaian integratif. Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami.
Dalam pembuatan suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki. Kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat.
Langkah-langkah dalam memperkenalkan metode peta konsep kepada siswa sebagai berikut. Pertama, siswa bersama guru memahami suatu ide. Hal ini merupakan cara yang baik untuk menolong siswa belajar yang bermakna. Yaitu membimbing mereka untuk melihat peranan konsep dan hubungan antara konsep yang terdapat di dalam pikiran dan lingkungan eksternal mereka.
Kedua, siswa dibimbing oleh guru untuk mencari konsep-konsep yang spesifik. Baik dari segi materi tertulis maupun dari segi materi yang akan disampaikan secara lisan. Kemudian mencari hubungan diantara konsep-konsep itu. Konsep-konsep yang dirangkaikan oleh kata-kata penghubung (linking words) merupakan unit-unit bahasa yang mengungkapkan makna yang penting. Ketiga, siswa ditekankan dan dibimbing guru. Bahwa peta konsep mengungkapkan suatu cara menggambarkan konsep-konsep, dan hubungan diantara konsep tersebut.
Manusia pada umumnya mempunyai ingatan yang kurang baik atau terbatas terhadap hal-hal yang spesifik (yang bersifat recal). Disinilah peranan dari peta konsep dalam mempermudahkan pembelajaran dan mengingat kembali materi yang telah disampaikan secara baik. Peta konsep mempunyai potensi meningkatkan kemampuan manusia untuk mengenal pola-pola yang memberikan kemudahan pada saat pembelajaran. (*)