Pengembangan Karakter Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Modul Parenting

Oleh: Sumiyati S.Pd
Guru TK Pamardi Siwi Ngaluran, Kec. Karanganyar, Kab. Demak

PENDIDIKAN merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghadirkan perubahan tingkah laku. Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat penting dilakukan. Sebab merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia seutuhnya. Yaitu ditandai dengan karakter, budi pekerti luhur, pandai, dan terampil.

PAUD didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh aspek kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah. program kegiatan di PAUD berorientasi pada pembentukan perilaku melalui pembiasan dan mengembangkan kemampuan dasar yang terdapat pada diri anak didik sesuai tahap perkembanganya.

Menurut Moeslichatun (2003), karaterisik tujuan kegiatan di pendidikan anak usia dini biasanya diarahkan pada pengembangan emosi, motorik, nilai, serta pegembangan sikap dan nilai. Untuk pengembangan kemampuan potensi anak usia dini, diperlukan suatu program yang dapat membantu dan mendukung perkembangan mereka. Salah satunya melalui kegiatan yang mensinergikan antara pendidik PAUD dengan orang tua melalui program pendidikan orang tua (parenting).

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Berdasarkan observasi di TK Pamardi Siwi Ngaluran, wali murid menuntut anak bisa calistung. Saya yang sudah memahami tentang tahap-tahap perkembangan anak memahami bahwa pembelajaran untuk anak usia dini tidak boleh dipaksakan. Pembelajaran di PAUD adalah belajar seraya bermain.

Masalah lainya adalah kadang orang tua sering tidak melanjutkan pembiasaan-pembiasaan bagi yang sudah diajarkan di taman kanak-kanak (TK). Misalnya, di TK anak diajarkan untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah makan atau mencuci tangan. Akan tetapi kebiasaan itu tidak diajarkan di rumah.

Oleh karena itu, hubungan antara orang tua dengan guru-guru TK perlu diperbaiki. Sementara kondisi yang lain, anak TK saat belajar biasanya diantar oleh ibunya. Dari 30 anak yang belajar di TK tersebut, 17 anak (57%) diantaranya bisa diantar oleh ibunya sendiri. Waktu pembelajaran di TK tidak terlalu lama. Hanya 2,5 jam atau 3 jam. Banyak ibu-ibu yang menunggui anaknya hingga jam pulang. Waktu untuk menunggu itu biasanya diisi dengan saling ngobrol atau kadang sambil berjualan dagangan antar orang tua.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Kesempatan menunggu anak ini dapat digunakan untuk memberikan penambahan wawasan kepada orang tua dalam hal pengasuhan anak. Orang tua dapat dikumpulkan secara bertahap dalam satu kelas dalam hari tertentu. Pertemuan ini diisi oleh ahli yang menguasai ilmu perkembangan anak. Sekaligus melakukan pemantauan terhadap cara pengasuhan para orang tua tersebut dirumahnya masing-masing. Lalu diskusikan pada pertemuan selanjutnya.

Keterlibatan orang tua dalam lembaga pendidikan anak usia dini sangat penting untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal di masa emas anak. Pelaksanaan pendidikan dengan memberdayakan orang tua merupakan solusi yang baik guna meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pelaksanaan parenting sudah sesuai dengan undang-undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, moral, dan keterampilan.

Parenting menurut Broks (2021) adalah kegiatan informal yang dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak di kelompok bermain dan di rumah. Parenting ini bukan sesuatu yang baru. Namun juga tidak banyak yang mampu menyelenggarakanya. Sehingga konsep teoritis tentang manajemen model parenting pada pendidikan PAUD penting untuk dikaji. Mengingat kegiatan ini sangat bermanfaat dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal. (*)