Oleh: Any Purwaningsih, S.Pd.
Guru SDN 01 Pelutan, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang
PEMBELAJARAN adalah proses tindakan yang diupayakan guru agar proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sasaran akhirnya adalah siswa belajar. Untuk itu, guru dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar. Sehingga interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar bervariasi.
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Sebagai ilmu dasar, matematika telah diajarkan pada tingkat sekolah dasar (SD). Matematika menjadi batu pengasah dalam membangun dan meningkatkan kecerdasan seseorang (Dikdasmen, 2004).
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi memerlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Hermawan, 2003:107).
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana. Sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Nyimas (2007:9.19) mengemukakan, pembelajaran matematika tidaklah sama dengan mengajar matematika. Mengajar diartikan menyampaikan ilmu pengetahuam (bahan ajar) kepada siswa atau peserta didik.
Keahlian guru dalam memilih dan menerapkan suatu strategi dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan mencapai tujuan. Salah satu tugas pendidik adalah memilih strategi pembelajaran untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang diinginkan. Banyak model dan strategi yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Namun, tidak semua strategi tersebut cocok untuk mengajarkan semua materi pelajaran dan untuk semua siswa. Strategi tersebut harus dipilih dengan cermat agar dapat digunakan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, guru kelas IV SDN 01 Pelutan, Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang menerapkan model pembelajaran example non example pada pelajaran matematika materi pecahan. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa. Sehingga membuat siswa tidak mudah bosan dan sangat menyenangkan bagi siswa.
Model pembelajaran Example Non Example merupakan model pembelajaran yang dibantu dengan media gambar, yang bertujuan untuk mendorong siswa berpikir kritis dari permasalahan yang dipaparkan melalui gambar. Langkah-langkah model pembelajaran example non example diawali dengan guru mempersiapkan gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, menempelkan gambar di papan tulis. Kemudian guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan dan menganalisis gambar tersebut. Setelah itu, siswa melakukan diskusi kelompok yang terdiri dari dua sampai tiga anak. Hasil diskusi dari pengamatan gambar dicatat pada kertas. Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Berdasarkan hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai, lalu membuat kesimpulan.
Dengan menerapkan model pembelajaran exampls non example, diperoleh beberapa manfaat. Yaitu siswa memperoleh pengalaman belajar kelompok yang lebih menyenangkan. Sedangkan guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan menarik, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (*)