DAERAH Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan surga bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Salah satu destinasi yang bisa dipilih adalah Taman Wisata Batu Kapal di Kabupaten Bantul. Selain menyediakan pemandangan yang asri, tempat ini juga pernah menjadi berbagai tempat syuting film layar lebar.
Koordinator Taman Wisata Batu Kapal Samsi Dwi Asaparudin mengatakan, tempat ini pernah menjadi digunakan syuting film KKN di Desa Penari pada 15 Januari 2020 silam. Salah satu krunya merupakan warga setempat.
“Dia yang bilang ke sutradara tentang lokasi Batu Kapal. Kemudian tim mereka melakukan survei ke Batu Kapal,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Setelah dilakukan survei di lapangan, lokasi tersebut dianggap sesuai dengan latar film KKN di Desa Penari. Menurutnya, Batu Kapal dipilih karena masih terlihat seperti hutan dengan suasana yang rimbun, disertai sungai berbatu dan air yang jernih.
Batu Kapal juga pernah juga menjadi lokasi syuting film Sang Maestro Ki Hajar Dewantoro. Tepatnya pada 2012 silam.
Samsi menambahkan, sebelumnya lokasi tersebut masih berisi tanaman bambu yang sangat rimbun dan banyak orang mengambil pasir di Sungai Opak. Hingga akhirnya warga setempat bersepakat untuk mengelola lokasi tersebut dengan melakukan kerja bakti membuat jalan.
Untuk menambahkan sarana pelengkap, dirinya tidak menarik iuran warga. Lantaran banyak warga yang mata pencahariannya sebagai buruh. Dalam menyiasatinya, warga menjual bambu yang tumbuh rimbun di sepanjang sungai tersebut.
“Jadi untuk cari uang saya menginisiasi untuk jual bambu. Terus uang hasil penjualan kita belikan plakat penunjuk arah. Itu awalnya,” tuturnya.
Terkait pemilihan nama Batu Kapal, hal itu didasarkan adanya dua batu berukuran besar yang berbentuk menyerupai kapal dan banyak guratannya. Spot itu memiliki keunikan tersendiri, sehingga cocok untuk dijadikan latar belakang foto
“Selain menawarkan pemandangan alam yang masih asri, Batu Kapal juga menyediakan jasa cave tubing atau susur Sungai Opak. Dan seiring berjalannya waktu, Batu Kapal menjadi tempat tujuan goweser,” imbuhnya.
Untuk melengkapi lokasi wisata tersebut, warga pun mendirikan gazebo dan 22 lapak yang menyediakan berbagai macam menu. Dengan begitu, pengunjung tidak perlu membawa bekal dari rumah karena harga makanan disana cukup bersahabat. (cr4/mg4)