Siswa Kelas 1 SD Mudah Membaca dengan Silaba

Oleh: Aminah, S.Pd.SD
SDN 2 Pucungbedug, Kec. Purwonegoro, Kab. Banjarnegara

MEMBACA sebagai modal awal selama memahami materi lanjutan. Masih banyak dijumpai, siswa kelas I di SDN 2 Pucungbedug Kec. Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara yang mengalami kesulitan membaca. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang menarik dan memberikan kesan berbeda kepada siswa untuk membaca.

Silaba ialah metode suku kata yang menyajikan kata jadi suku kata. Setelah itu merangkai suku kata menjadi kata, dengan tujuan siswa yang belum bisa membaca kata bisa membaca kata. Metode silaba bersifat luwes sehingga tepat diterapkan di sekolah dasar (Nuramin, 2019). Salah satu metode yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan kesulitan pada membaca permulaan adalah dengan menerapkan metode kupas rangkai silaba.

Hal ini disebabkan karena metode silaba merupakan metode pembelajaran membaca permulaan yang dalam pelaksanaannya mengenalkan kata terlebih dahulu. Kemudian membentuk silaba dan dikupas menjadi huruf. Selanjutnya dari huruf dirangkai kembali menjadi silaba, sehingga menjadi kata dan membentuk kalimat. Dengan begitu, siswa lebih cepat mengingat suku kata tanpa harus mengejanya. Pikiran siswa ketika bertemu frase kata yang panjang dapat teratasi dengan metode silaba. Karena, silaba menampilkan kata-kata menjadi beberapa suku-suku kata.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Melalui pengamatan di kelas 1, siswa yang berkesulitan membaca mampu membaca dengan metode eja sedikit demi sedikit per suku kata hingga akhir. Keterampilan membaca lebih menitikberatkan kepada kemampuan membaca pemahaman. Karena kemampuan memahami bahan bacaan (teks) merupakan tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran membaca.

Setiap program pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan strategi tertentu. Metode silaba dilakukan untuk mempermudah siswa dan guru melaksanakan pembelajaran, utamanya dalam hal membaca. Membaca yang merupakan jendela awal dari pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik. Membaca sangatlah penting. Karena melalui membaca, informasi dapat diperoleh.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Metode silaba menjadi pilihan yang paling memungkinkan di antara metode-metode lainya untuk diterapkan atau. Penerapan metode ini harapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca. Pertimbanganya adalah silaba mudah di pasangkan dengan strategi maupun media lain. Proses pembelajaranya dimulai dari beberapa suku yang di baca siswa. Mengingat mereka telah masuk fase pertama yang mengenal huruf serta mampu membaca suku kata dengan baik.

Beban siswa setelah bertemu kata-kata yang panjang dapat teratasi dengan metode silaba yang menampilkan kata-kata menjadi beberapa suku-suku kata. Melalui pengalaman saat pembelajaran, siswa yang kesulitan membaca mampu membaca dengan metode silaba sedikit demi sedikit per suku kata hingga akhir bacaan.

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan metode silaba (suku kata) adalah. Pertama, pengenalan suku-suku kata menjadi kata: a) ba, bi, bu, be, bo, b) ca, ci, cu, ce, co, c) da, di, du, de, do, d) ka, ki, ku, ke, ko. Kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata. Contohnya: a), bo-bi, cu-ci, da-da, ka-ki, b) bi-bi, ci-ca, da-du, ka-ku, c) ba-ca, ka-ca, du-ka, ku-da, d) ko-ko, ci-ci, bo-bo dan sebagainya. Ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana; a)ka-ki, ku-da, b) ba-ca, bu-ku, c) cu-ci, ka- ki, d) ku-ku, ci-ci dan sebagainya

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Kegiatan membaca memberikan banyak manfaat bagi para pelakunya. Tetapi memerlukan peran serta guru dalam merangsang dan menggali manfaat membaca agar peserta didik dapat mendapatkan dan merasakan manfaatnya. Dengan kata lain, besarnya manfaat membaca yang dapat diperoleh atau dirasakan siswa merupakan hasil dari efektifnya kegiatan membaca yang dilakukan siswa. Di samping itu, juga karena baiknya kualitas pembelajaran membaca yang dilakukan guru. Sehingga dapat menjadi salah satu indikator dalam keterampilan membaca. (*)