Oleh: Suroto, S.Pd
Guru SD N Kotagede 1, Yogyakarta
PERUBAHAN kurikulum di setiap waktu atau tahun ajaran menimbulkan beberapa dampak bagi insan pendidikan. Karena, setiap perubahan kurikulum tentu membawa karakteristik tersendiri. Perubahan tersebut juga mempengaruhi proses pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.
Guru mengenal beberapa model pembelajaran yang telah terbiasa mereka terapkan pada proses pembelajaran. Akan tetapi, setiap kurikulum baru memerlukan penyesuaian yang berbeda-beda dalam pengajarannya. Baik itu dalam penerapan strategi ataupun model pembelajarannya.
Guru sebagai subyek pertama dalam kegiatan pembelajaran dituntut agar menguasai penerapan model pembelajaran. Kemudian dapat melakukan penerapan dan pengembangan keterampilan mengajar. Dalam suatu kegiatan pembelajaran, siswa sebagai komponen utama yang diberi perlakuan diharapkan mampu untuk melakukan aktivitas belajar dengan senang dan bahagia serta dapat mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Siswa mengikuti pembelajaran tanpa tekanan dan paksaan. Guru juga diharapkan dapat mengemas suatu pembelajaran menjadi menarik bagi siswa dan mampu menggerakkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Pengembangan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru diharapkan membuat tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu, juga diharapkan mampu untuk meningkatkan karakter siswa sehingga siswa menjadi lebih terampil dan memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakter peserta didik, komponen materi pelajaran, lingkungan, serta sumber daya yang ada di sekolah atau lingkungan yang saling berkaitan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru maupun siswa dalam upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru perlu memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam. Tujuannya agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Salah satu contoh model pembelajaran yang sering saya gunakan yaitu model pembelajaran problem based learning.
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Shoimin (2017, 129) mengemukakan bahwa PBL artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017:129).
Intaks model pembelajaran PBL menurut Warsono & Hariyanto (2013:151) yaitu memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Kemudian membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa dalam belajar menyelesaikan masalah.
Lalu guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan pemecahan masalahnya. Di samping itu, mendukung siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani (2016, hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar untuk mentransfer pengetahuan yang baru. Selain itu, juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan kreatif. Mengingat betapa pentingnya penerapan model pembelajaran yang harus dipakai guru sebagai suatu strategi mengajar, maka diharapkan guru pun aktif secara mandiri untuk mengembangkan kompetensi pedagogiknya demi keberhasilan proses pembelajaran. (*)