Pentingnya Perencanaan Keuangan Jelang Lebaran

Toko busana di kawasan Pasar Beringharjo
ILUSTRASI: Masyarakat mulai memadati toko busana di kawasan Pasar Beringharjo, belum lama ini. (ADIT BAMBANG SETYAWAN/JOGLO JOGJA)

MASYARAKAT sudah berada di penghujung Ramadan. Tak heran, memasuki minggu-minggu terakhir bulan suci ini tingkat konsumsi masyarakat cenderung berubah. Memang, selama menjalani ibadah puasa, warga dituntut untuk menahan mafsu dari makan dan minum. Namun, rasanya tidak bagi nafsu berbelanja.

Pasalnya, selama Ramadan dan menjelang Hari Raya, tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi. Ini patut dianggap lazim karena pada momen tahunan itu, masyarakat kaum pekerja memperoleh tunjangan hari raya (THR).

Selamat Idulfitri 2024

Perencana keuangan selama Ramadan harus dimaksimalkan. Hal itu perlu dilakukan, agar masyarakat tidak terjebak dalam perilaku konsumsi berlebihan ketika memperoleh pendapatan lebih. Padahal, di saat uang melimpah, itu momen tepat untuk melakukan perencanaan keuangan.

Baca juga:  Pasar Ramadan Momentum Raup Cuan

Menanggapi hal itu, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto mengatakan, setiap orang dapat berhemat dengan mengelola keuangan dengan bijak dan tidak dihabiskan sepenuhnya untuk kebutuhan Lebaran. Salah satunya dengan membuat perencanaan anggaran dengan kebutuhan skala prioritas.

“Mulailah dengan membuat anggaran dan prioritas untuk pengeluaran Idulfitri termasuk zakat, sedekah, hadiah, pakaian, makanan, dan aktivitas lainnya. Ini akan membantu menghindari pengeluaran berlebihan dan menjaga keuangan tetap terkendali,” katanya, belum lama ini.

Ia juga menyarankan sebaiknya melakukan belanja lebaran lebih awal. Karena dengan berbelanja lebih awal sebelum mendekati hari H lebaran justru dapat menghindarkan diri dari sikap ketergesa-gesaan dengan tawaran harga barang kebutuhan yang lebih tinggi.

Baca juga:  Tips Cegah Maag Kambuh saat Berpuasa

“Bandingkan harganya, cari obral dan diskon jika memungkinkan,” pesannya.

Selain itu, belanja lebaran sebaiknya difokuskan pada hal-hal fungsional saja. Sementara untuk kebutuhan lain yang bersifat tidak fungsional sebaiknya dihindari.

Apabila memiliki kelebihan uang, ia menyarankan untuk digunakan membantu masyarakat yang membutuhkan atau bersedekah. Hal itu perlu dilakukan, karena tidak sedikit masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal pendapatannya menurun karena terdampak pandemi.

“Jika ada kelebihan uang sangat disarankan untuk membantu yang kesusahan,” ujarnya.

Namun, yang tidak kalah lebih penting dalam kondisi sekarang ini alangkah baiknya masyarakat lebih menjaga dan mengedepankan kesederhanaan dan fokus pada semangat Idulfitri yang sebenarnya. Seperti halnya silaturahmi, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman untuk saling mememaafkan. (cr5/mg4)