Oleh: Unggul Dhina Naranita, S.Pd
Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Wanadadi, Kab. Banjarnegara
DALAM konteks pembelajaran di era revolusi industri 4.0 abad 21 ini, ada empat kecakapan wajib yang harus dikuasai siswa. Empat kecakapan tersebut kini dikenal dengan 4C. Singkatan dari creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). Empat hal itu merupakan kompetensi penting untuk dipelajarkan kepada peserta didik.
Dari sekian banyak metode dan model pembelajaran yang ada, project based learning atau model pembelajaran berbasis proyek diyakini mampu mengakomodir tuntutan tersebut. DR Alec Patton menyebut bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan kegiatan yang mempersiapkan dan melatih kemandirian siswa untuk terjun ke masyarakat.
Pada tahun 2020, English First (EF) merilis English Proficiency Index (EPI) dari 100 negara yang menunjukkan tingkat kemampuan bahasa Inggris di Indonesia berada di posisi ke-74, di bawah Filipina dan Malaysia yang memiliki level kemampuan tinggi. Jika kita melihat implementasi pembelajaran bahasa Inggris untuk tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA), beberapa hasil studi menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa Inggris siswa masih rendah.
Maka, satu alternatif solusi adalah menerapkan model Project Based Learning. Selaku guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Wanadadi, penulis telah menerapkan metode ini di sekolah. Dicontohkan pada materi Introducing Yourself and Others untuk siswa kelas X. Ini adalah materi perkenalan diri sendiri dan mengenalkan orang lain. Di sini ada beberapa ekspresi yang bisa kita gunakan, agar kegiatan belajar-mengajar tidak menjemukan.
Pertama, jika kita ingin mengenalkan nama di sini bisa menyebutkan “My name is Dina”, kemudian “My full name is Dina Naranita”. Atau bisa juga menggunakan “Hy, I am Dina” atau “Hello my name is Dina”. Ekspresi tersebut merupakan ekspresi informal atau ekspresi yang tidak resmi dan hanya digunakan kepada teman. jadi tidak boleh digunakan untuk orang yang lebih tua. Kedua, pada ekspresi introducing oneself yang lainnya. Contoh kalimatnya “Good morning, my name is Dina”; May i introduce myself? My Name Is Dina”; atau “Let me introduce myself, my name is Dina”.
Ekspresi formal (pada contoh pertama) kita gunakan dalam pertemuan resmi atau bertemu orang yang lebih tua dari kita. Dan contoh yang kedua adalah ekspresi informal. Kemudian ada juga responses atau tanggapan yang harus diungkapkan oleh seseorang jika orang lain mengenalkan diri. Contohnya “Hy, I am Dina, glad to me you”. Siswa atau teman yang diajak berkenalan bisa menjawab “Halo my name’s Agus”.
Contoh lain misalnya ketika kita ingin mengenalkan teman kita kepada guru. Misal “Please allow me to introduce my friend, he is Rahmat”, atau “Let me introduce you our new friend, Rahmat”. Ini merupakan ekspresi formal seperti “Please allow me to introduce” yang bisa kita gunakan untuk hal-hal yang berbau resmi atau ketika dipertemuan dan mengenalkan diri kita kepada orang yang lebih tua.
Tentunya dialog tersebut harus dipraktikkan dengan saksama secara bergantian. Bahasa adalah ilmu terapan, maka practice make perfect!. Di sini guru bisa memberikan contoh melalui video animasi. Video bisa diputar sebelum praktik dialog, atau bisa juga ditonton setelah para siswa saling berkenalan dengan bahasa Inggris.
Berdasarkan pengalaman di atas, patut diyakini bahwa model pembelajaran Project Based Learning ini layak digunakan sebagai salah satu solusi alternatif dalam menyelesaikan masalah guru dan siswa. Khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Model ini juga diyakini dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif agar seluruh aktivitas belajar siswa menjadi aktif, kreatif dan produktif. (*)