Snake and Ladder: Perpaduan Ice breaking dan Drill

Oleh: Sri Tilar Winarni, S.Pd., M.Pd
Guru Bahasa Inggris, SMA Negeri 2 Surakarta

MASIHKAN kita ingat saat masa kecil dahulu, saat kita bermain ular tangga bersama kawan? Rasanya asyik sekali bukan? Terutama saat kita mendapat angka di tempat yang ada tangganya. Lebih seru lagi jika saat mendekati angka terakhir, saat kita mendapat posisi yang ada ularnya. Riuh rendah kita tertawa bersama. Sebenarnya permainan bisa juga diterapkan dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi belajar. Slavin (dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:22) mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan permainan akan menimbulkan keceriaan dan suasana belajar yang rileks. sehingga dapat memacu motivasi siswa dalam belajar.

Penulis memodifikasi permainan snake and ladder yang dipadukan dengan ice- breaking dan drill soal-soal. Permainan ini bisa dimainkan empat sampai lima siswa. Sebelum permainan dimulai, guru harus mempersiapkan sejumlah dadu dan lembaran kotak yang berisi angka dan instruksi sesuai dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk. Di samping itu perlu juga dipersiapkan pion berwarna-warni sejumlah peserta didik di kelas. Dalam satu kelompok nanti ada empat atau lima warna pion yang berbeda yang akan dibagikan ke peserta didik.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Modifikasi selanjutnya adalah kotak yang berisi instruksi atau angka hanya dibuat 25 kolom untuk menyesuaikan alokasi waktu yang tersedia. Pada angka tertentu ditambahkan gambar tangga atau ladder menuju angka yang lebih besar dan di kotak yang lain disisipkan gambar snake menuju angka yang lebih kecil.

Inti dari permainan ini adalah memberikan drill soal-soal kepada siswa, yang notabene jika digunakan cara biasa adalah hal yang amat sangat membosankan. Oleh sebab itu untuk kotak di angka awal kita tulis dengan instruksi yang santai dan sederhana. Misal what is your name, smile, please! dan sebagainya. Setelah itu diikuti perintah answer the question number one atau sesuai yang dikehendaki guru.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Selain itu di sela-sela angka yang berisi perintah menjawab soal tadi, kita sisipkan juga perintah yang membuat suasana pembelajaran tidak membosankan. Yakni dengan perintah ice breaking tapi secara individual. Adapun contoh dari perintah tersebut misalnya: pick your friend on your left side; sing a song; jog around the classroom; stand up and sit down; dance please; dan lain-lain.

Sementara itu untuk soal-soal yang akan di drill sudah didiskusikan terlebih dahulu dengan setiap ketua kelompok pemainan. Jadi selama permainan ketua kelompok sudah tahu pasti jawaban yang benar dari soal-soal tersebut. Dalam permainan ini, saat menjawab soal, siswa juga diharuskan menterjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Inggris.

Setelah penerapan drill soal menggunakan game snake and ladder dapatlah disimpulkan bahwa permainan ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Di samping itu terdapat beberapa keuntungan dalam pelaksanaan game ini. Di antaranya adalah pertama, mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan sinyal. Kedua, semua siswa bersemangat karena semua memperhatikan angka di kotak dan soal yang harus dijawab.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Ketiga, drill soal menjadi lebih menyenagkan. Keempat, penerapan communicative translation berjalan effektif. Kelima, ice-breaking individual yang menyenangkan karena ada berberapa anak kelompok lainnya yang pionnya menduduki angka yang sama yakni saat jogging keliling kelas. Jadi terlihat mereka jogging bersama sementara peserta didik yang lain tertawa sambil bertepuk tangan.

Adapun sedikit kelemahan dari permainan dalam pembelajaran ini di antaranya adalah kelas menjadi ramai. Terlepas dari kelebihan dan kekuranganya, drill soal menggunakan permainan snake and ladder merupakan salah satu alternatif dalam rangka meningkatkaan motivasi siswa dalam pembelajaran. (*)