Oleh: Fiandita Aghnia
Mahasiswa PPG Prajabatan UNNES 2023
KESEHATAN mental menjadi hal yang semakin penting diperhatikan di era modern ini. Di kalangan siswa, masa perkembangan yang dijalani bisa menjadi masa-masa yang penuh dengan tantangan. Permasalahan tentang kesehatan mental yang terjadi di lingkungan pendidikan khususnya pada siswa kian meningkat.
Beberapa permasalahan kesehatan mental pada siswa di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, stres akademik. Siswa yang mengalami stres akademik dapat mengalami tekanan yang berat karena tuntutan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk fokus pada tugas-tugas akademik dan meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan.
Kedua, tekanan sosial. Siswa yang mengalami tekanan sosial dapat mengalami masalah dalam berinteraksi dengan teman sebaya serta mengalami tindak bullying atau perundungan. Berdasarkan berita dari laman kompas.com, terdapat kasus kematian yang dialami oleh siswa SD pada tahun 2022 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Korban mengakhiri hidupnya karena depresi akibat mendapatkan perundungan oleh teman-temannya di sekolah. Adanya fakta dari kasus ini memperlihatkan betapa seriusnya dampak bullying dan diskriminasi di lingkungan sekolah terhadap kesehatan mental siswa. Ketiga, penggunaan media sosial yang tidak seimbang: Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu bermain gedget dan mengakses media sosial. Sehingga mereka kurang bersosialisasi secara langsung dengan teman, kurang tidur, dan merasa cemas.
Keempat, perkembangan psikososial. Siswa melalui proses perkembangan psikososial yang signifikan. Seperti menciptakan rasa diri mereka sendiri, membangun koneksi sosial, dan belajar bagaimana mengendalikan emosi. Perkembangan psikososial yang mengalami kendala akan berpengaruh pada kesehatan mental individu siswa. Kelima, kurangnya dukungan dan pemahaman dari lingkungan sekitar. Kebanyakan orang dewasa kurang memperhatikan masalah kesehatan mental pada anak-anak dan cenderung menganggap bahwa itu adalah kejadian yang biasa terjadi.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental dan emosional siswa dapat dilakukan dengan berbagai upaya yang memerlukan perhatian dan dukungan antara orang tua, pihak sekolah, dan guru. Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan guru yaitu dengan menerapkan pembelajaran sosio emosional dalam aktivitas belajar siswa. Yakni suatu pendekatan dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional seseorang.
Pembelajaran sosio emosional dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Contoh dari penerapan pembelajaran sosio emosional dalam pembelajaran di kelas adalah dengan memberikan latihan-latihan mengenai pengelolaan emosi. Kemudian komunikasi yang efektif, serta kerjasama, dan kepedulian terhadap orang lain. Sedangkan contoh penerapan di luar kelas adalah dapat dengan mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan peran aktif siswa.
Meningkatkan kemampuan untuk memahami dan mengendalikan emosi adalah salah satu manfaat dari pembelajaran sosio emosional. Selain itu, pembelajaran sosio emosional dapat membantu siswa dalam menciptakan jaringan sosial yang positif. Siswa diajarkan untuk memahami perbedaan pribadi dan menghargai keragaman melalui pembelajaran. Ini dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan hubungan sosial mereka dan membentuk koneksi sosial yang positif. Dengan demikian, diharapkan terdapat peningkatan dalam hubungan antar sesama siswa dan antara siswa dengan guru.
Pembelajaran sosio emosional juga bermanfaat untuk mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan pengambilan keputusan. Siswa diinstruksikan untuk memahami dampak dari setiap pilihan yang dibuat dan untuk menimbang pendapat orang lain saat memilih suatu tindakan. Siswa akan lebih siap untuk membuat penilaian yang bijaksana dan bertanggung jawab atas tindakan mereka sebagai hasilnya.
Penting bagi guru untuk meningkatkan kepekaan terhadap kondisi siswa. Tidak hanya secara kognitif, tetapi juga pada perkembangan emosionalnya. Guru juga hendaknya mengembangkan kapasitas diri untuk terus belajar dalam menerapkan pembelajaran sosio emosional agar siswa merasa aman dan senang mengikuti kegiatan belajar di sekolah. (*)