Oleh: Tyas Puspitasari, S.Pd.
Guru SDN 02 Kesesirejo, Kec. Bodeh, Kab. Pemalang
PEMERINTAH memiliki program utama khususnya dalam dunia pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mendorong generasi emas penerus bangsa agar mampu menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Untuk membentuk manusia yang berkualitas, maka salah satu caranya adalah dengan mempelajari berbagai bidang ilmu. Tidak terkecuali matematika.
Yusniar Rani (2015) mengartikan matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri siswa sejak dini. Sedangkan Herman Firdaus (2017) mendefinisikan matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir dan berargumentasi. Kemudian memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih.
Peserta didik perlu memahami pentingnya kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan. Tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Maka, pengajaran matematika di berbagai jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Sebab, matematika merupakan ilmu tentang struktur yang teroganisir dan sebagai sarana untuk berpikir logis, analis, kreatif, dan sistematis.
Farrel Ardan (2021) mengartikan media sebagai alat yang dapat membantu dalam keperluan dan aktivitas, yang dimana sifatnya dapat mempermudah bagi siapa saja yang memanfaatkannya. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Adanya media sangat membantu proses belajar menganjar di kelas.
Endyah Murniati (2012) menjelakan bahwa alat peraga memegang peranan yang sangat penting dalam mengantarkan suksesnya peserta didik dalam belajar berhitung. Semua alat bisa kita jadikan sebagai alat peraga. Dalam kegiatan belajar yang menggunakan media pembelajaran, peranan guru tidak kelihatan. Namun, interaksi antara murid menjadi lebih menonjol.
Peserta didik menjadi sumber belajar bagi sesama teman sebayanya dan lingkungan belajaranya. Sementara, guru dan tutor berperan sebagai fasilitator proses belajar di kelompok belajar yang diampunya. Dalam meningkatkan hasil belajar matematika, guru kelas 3 SD bisa memanfaatkan media kartu mainan yang memungkinkan penerapan konsep-konsep dan peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.
Yusniar Rani (2015) menjelaskan bahwa keterampilan yang dipelajari melalui pembelajaran dengan kartu mainan jauh lebih mudah untuk diterapkan siswa dalan kehidupan sehari-hari. Yakni jika dibandingkan dengan keterampilan yang diperoleh lewat penyampaian pelajaran secara biasa. Sebab, media pembelajaran kartu matematika memberi kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan tingkah laku yang nyata. Dengan menggunakan kartu mainan (kartu matematika), peserta didik akan lebih semangat belajar, lebih interaktif, berkolaborasi, bekerja sama, dan belajar secara menyenangkan. Sehingga mereka tidak merasa bosan.
Kartu mainan matematika menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas rendah. Khususnya bagi siswa kelas 3 sekolah dasar. Dengan memanfaatkan pembelajaran media kartu mainan matematika, diharapkan siswa dapat aktif dan menguasai pembelajaran terutama pada materi Menghitung Benda.
Siswa akan memperoleh pembelajaran di sekolah dengan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar terhadap lingkungan sekitar dan tema pembelajaran. Selain itu, pendidik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 di SD N 02 Kesesirejo, Kabupaten Pemalang, melalui penerapan media kartu mainan matematika. (*)