SEMARANG, Joglo Jateng – Di era teknologi sekarang ini, pembentukan karakter anak menjadi tantangan di dunia pendidikan. Tak terkecuali dalam mendidik siswa sekolah dasar. Menyadari hal tersebut, SD Nasima Semarang berupaya untuk memberikan pendidikan dasar yang tidak hanya dikuatkan dalam pengetahuan umum saja. Namun juga memberikan pembiasaan-pembiasaan agar anak dapat mengamalkan ajaran agama dengan baik dan benar.
Di samping itu, untuk menunjang life skill siswa, sekolah juga membuka ekstrakurikuler di bidang teknologi yakni coding dan Minecraft. Kepala Sekolah SD Nasima, Tri Yunita Raharjo (42) ingin agar teknologi yang telah berkembang tidak sekadar dimanfaatkan untuk menjadi sarana hiburan semata.
“Penggunaan teknologi harus tepat guna. Tidak sekedar penggunaan untuk kesenangan ataupun hobi,” ujarnya, Sabtu (29/4).
Berbagai prestasi telah diraih baik oleh sekolah, guru, maupun siswanya. Hal itu berkat bimbingan intensif yang diberikan oleh para guru. Dalam mempersiapkannya, pembinaan kepada siswa dilakukan secara bertahap. “Ketika ada perlombaan kita ada pembinaan khusus beberapa hari. Berkolaborasi dengan orang tua,” ujarnya.
Di samping itu, guru SD Nasima juga memberikan edukasi kepada orang tua agar memantau aktivitas anak di rumah saat memainkan gadget. Sebab, usia sekolah dasar merupakan masa awal pembentukan karakter.
“Inilah yang menjadi tantangan besar kami. Menjadikan anak yang saleh dan salihah sesuai dengan visi sekolah kami. Yaitu membentuk peserta didik yang berilmu dan berkarakter, berakhalqul karimah,” ujar Tri Yunita.
SD Nasima memiliki empat kompetensi yang diajarkan pada siswa-siswinya. Pertama, Kompetensi Kenasimaan. Para siswa dibiasakan untuk mengikuti rutinitas harian pagi. Di antaranya ada ikrar pagi, doa bersama, dan membaca Asmaul Husna bersama-sama.
“Ada juga rasa menyampaikan rasa senang terhadap peserta didik. Namanya wifle. Siswa juga dibiasakan dengan rutinitas sore, dengan doa setelah akhir pembelajaran,” lanjutnya.
Pendidikan agama tidak hanya dikuatkan dalam aktivitas di sekolah. Melalui buku pantauan ibadah peserta didik, orang tua akan mencatat aktivitas ibadah siswa yang dilakukan di rumah.
Untuk kompetensi yang kedua, sekolah ini juga memberikan pemahaman pada para siswanya mengenai kebahasaan Arab, Inggris, Jawa, dan Indonesia. Ketiga, ada kompetensi eksakta matematika dan sains. Lalu yang keempat, kecakapan memanfaatkan teknologi terapan. (mg4/abd)