Tingkatkan Hasil Materi Sejarah Kemerdekaan Indonesia dengan Bermain Peran

Oleh: Riza Ummi Chabibah, S.Pd
Guru SDN 1 Tunggulsari, Kec. Brangsong, Kab. Kendal

SEJARAH merupakan sesuatu yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Tanpa adanya sejarah, suatu bangsa tidak akan mengetahui jati dirinya. Dengan sejarah, kita bisa belajar dari kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu sehingga tidak terulang lagi di masa depan. Itulah hebatnya sejarah. Bahkan bapak pendiri bangsa ini pernah berkata “Jas Merah”, yang artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Namun, jika kita melihat anak-anak zaman sekarang yang jarang sekali belajar sejarah. Bahkan mereka merasa enggan, karena mereka lebih suka melihat film dibandingkan dengan membaca buku sejarah yang penuh dengan nama tokoh dan tanggal. Anak-anak tidak tertarik untuk belajar sejarah karena mereka menganggap sejarah itu membosankan dan monoton.

Hal ini tentu harus menjadi perhatian lebih bagi guru, karena melihat pentingnya sejarah. Terutama sejarah bangsa yang menjadi titik awal berdirinya bangsa Indonesia. Maka dari itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih bersemangat untuk mempelajari sejarah dan mudah mengingat tokoh serta perannya dalam peristiwa sejarah.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Model pembelajaran itu adalah model bermain peran. Karena dengan bermain peran, siswa akan memerankan seorang tokoh secara langsung dan melakukan dialog dengan tokoh sejarah lain yang diperankan oleh teman lain. Sehingga akan mudah dalam mengingat nama tokoh dan peristiwa yang terjadi.

Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah gambaran tentang masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu (Sartono Kartodirdjo, 1982:12). Menurut Kartodirjo (1982:43), tujuan pengajaran sejarah adalah sebagai berikut.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Pertama, membangkitkan perhatian serta minat kepada sejarah tanah air. Kedua, mendapatkan inspirasi, baik dari kisah kepahlawanan maupun peristiwa yang merupakan strategi nasional. Ketiga, memberikan pola berpikir rasional, kritis, empiris, dan realistis. Keempat, mengembangkan sikap mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

Corsini (dalam Tatiek, 2001:99) mengemukakan bahwa bermain peran adalah suatu alat belajar yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Langkah-langkah penerapan model role playing menurut Mulyadi (2011:136) adalah sebagai berikut.

Pertama, guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Kedua, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum kegiatan belajar mengajar. Ketiga, guru membentuk kelompok yang anggotanya lima orang (menyesuaikan jumlah siswa). Keempat, memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Kelima, memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. Keenam, masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. Ketujuh, setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas penampilan yang selesai diperagakan. Kedelapan, masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Kesembilan, guru memberi kesimpulan secara umum. Kesepuluh evaluasi, dan kesebelas penutup.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran, hasil belajar siswa akan meningkat. Selain itu, siswa akan semakin bersemangat dan senang saat mempelajari materi sejarah yang awalnya dianggap sulit, monoton, dan membosankan. Karena dengan bermain peran, siswa lebih memahami peran tokoh kemerdekaan saat terlibat dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia ini. (*)