Oleh: Sugiyanto, S.Pd.SD
Guru SD 5 Jekulo, Kec. Jekulo, Kab. Kudus
PENDIDIKAN yang baik dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu bidang pendidikan yang memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pembelajaran matematika. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang mengglobal. Ia hidup di alam tanpa batas. Tak ada negara yang menolak kehadirannya dan tak ada agama yang melarang untuk mempelajarinya. Eksistensinya di dunia sangat dibutuhkan dan kehidupannya terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan umat manusia.
Matematika telah menjadi ratu sekaligus pelayan bagi ilmu yang lain. Matematika disebut ratu karena, dalam perkembangannya matematika tidak pernah bergantung kepada ilmu yang lain. Namun matematika selalu memberikan pelayanan kepada berbagai cabang ilmu pengetahauan untuk mengembangkan diri. Baik dalam bentuk teori, terlebih dalam aplikasinya.
Banyak aplikasi dalam berbagai disiplin ilmu yang menggunakan matematika, terutama dalam aspek penalarannya. Oleh sebab itu, kedewasaan suatu ilmu ditentukan oleh ada tidaknya ilmu tersebut menggunakan matematika dalam pola pikir maupun pengembangan aplikasinya.
Kemampuan pemecahan masalah adalah upaya yang dilakukan siswa untuk mencari dan menetapkan alternatif kegiatan dalam menjembatani suatu keadaan pada saat ini dengan keadaan yang diinginkan. Hal ini berarti bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang harus mendapat perhatian. Mengingat peranannya yang sangat strategis dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
Masih banyak siswa yang tidak mampu memahami soal matematika yang diberikan. Salah satu alternatif yang harus ditempuh oleh guru, khususnya guru bidang studi matematika adalah dengan model pembelajaran CPS (creative problem solving). Model pembelajaran ini dapat membatu siswa dalam memecahkan masalah matematis secara kreatif.
Ngalimun (2016:238) mengemukakan bahwa pembelajaran tipe CPS merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Selanjutnya menurut Dian (2016: 106), CPS adalah suatu model pembelajaran pemecahan masalah yang yang menekankan penemuan berbagai alternatif ide atau gagasan untuk mencapai penyelesaian berupa solusi yang paling efisien dari suatu permasalahan menggunakan proses berpikir divergen dan konvergen.
Proses berpikir divergen untuk menghasilkan banyak ide didasari intuisi dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan berpikir konvergen berperan dalam pengambilan keputusan atau ide yang ada. Herlawan dan Hadija (2017:34) menyatakan bahwa pembelajaran CPS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
CPS adalah suatu strategi pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Peserta didik dilatih untuk menemukan solusi dari masalah yang diberikan oleh guru secara aktif, logis, dan kreatif dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan. Meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi, serta implementasi.
Proses pembelajarannya, peserta didik menggunakan segenap pemikiran, memilih strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu pemecahan masalah dan pengaturan ruang kelas terhadap bentuk diskusi kelompok. Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwadengan tipe CPS adalah suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa memecahkan masalah matematika secara kreatif.
Model pembelajaran CPS dapat memberikan siswa kesempatan dalam melatih kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat jika diberikan kesempatan untuk mengasahnya dengan berperan aktif dalam pembelajaran matematika di kelas. Guru juga diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran CPS sebagai alternatif dalam pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan dapat meningkatkan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. (*)