Oleh: Kuat Supriyanto, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 1 Bandingan, Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara
ILMU pengetahuan alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sifat ilmuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Menurut Mitta (2016), IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segalah sesuatu yang ada di alam. Peningkatan mutu pendidikan salah satunya dapat ditempuh dengan cara meningkatkan proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan pemilihan model pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, diperlukan variasi model pembelajaran yang inovatif untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Kemudian menjadikan siswa sebagai subjek pembelajaran yang aktif terlibat dalam pemerolehan ilmu pengetahuan.
Permasalahan pembelajaran IPA terjadi di SD Negeri 1 Sigaluh. Pada proses pembelajaran, guru belum menggunakan variasi model pembelajaran yang inovatif untuk menarik perhatian siswa. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar dimana guru hanya memaparkan materi di depan kelas dan metode mengajar mengarah pada hafalan. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Selain itu juga ditemukan permasalahan lainnya. Di antaranya yaitu siswa kurang aktif, pembelajaran tidak menyenangkan, dan kurangnya penggunaan alat atau media yang konkret dalam pembelajaran.
Hasil wawancara dengan guru di SD Negeri 1 Sigaluh, penggunaan metode ceramah dan masih kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran di kelas tinggi menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Menurut Azizah & Winarti (2016), hasil belajar merupakan suatu yang diperoleh, dikuasai, atau dimiliki siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Seorang siswa dapat dikatakan telah mencapai hasil belajar jika pada dirinya telah terjadi perubahan tertentu melalui proses pembelajaran yang dilakukan.
Proses pembelajaran yang efektif akan menjadikan hasil belajar lebih berarti dan bermakna. Pendidik/guru di tuntut lebih kreatif dalam mencari metode dan media dalam pembelajaran agar dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Baik untuk peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai karakteristik materi pembelajaran perlu diperhatikan agar pembelajaran lebih efektif serta menarik minat siswa.
Pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna, apabila siswa diberi kebebasan memilih topik pembelajaran pada materi macam-macam gaya untuk dikaji dengan bantuan berbagai sumber belajar. Diharapkan siswa tidak hanya mengandalkan pemerolehan dari guru. Melainkan mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber belajar lain. Oleh karena itu, diperlukan upaya memecahkan masalah tersebut. Yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang diharapkan agar peserta didik dapat aktif dan berpikir kreatif.
Salah satu model pembelajaran yang menjadi alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah model group investigetion (GI). Model ini memiliki kelebihan. Di antaranya meningkatkan kemandirian, kreativitas, serta meningkatkan kemampuan interpersonal ketika bekerjasama antar siswa. GI juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran bersama teman-temannya dengan bantuan guru sebagai fasilitator dan motivator.
Keaktifan tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat. Selain itu penggunaan media dalam pembelajaran juga berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Media memegang peran penting dalam proses pembelajaran dikarenakan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. (*)