Kombinasi PJBL Berbasis Flipped Clasroom terhadap Keterampilan Problem Solving Biologi

Oleh: Rumaeni, S.Pd.,M.Pd
Guru Biologi SMA N 1 Petarukan, Kab. Pemalang

PEMBELAJARAN abad 21 yang menuntut siswa memiliki kecakapan 4C (communication, collaboration, critical thinking and problem solving, serta creative and innovative). Problem solving adalah keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Saat ini kemampuan problem solving siswa masih rendah, dilihat dari data observasi kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Petarukan Kab. Pemalang. Sedangkan dari nilai siswa saat mengikuti ulangan harian belum mencapai KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 59%.

Menurut OECED (2019) pada tahun 2018, hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa Indonesia tidak mampu mencapai level 2 pada frame work PISA. Guru biologi hanya menjelaskan secara garis besar dan pemberian tugas, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan menganalisis masalah. Masih sedikit guru yang telah memberdayakan dan menilai keterampilan siswa dalam kerja kolaboratif problem solving.

Melalui kemampuan problem solving Biologi, siswa akan belajar mengorganisasikan kemampuannya dalam menyusun strategi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam belajar, salah satunya model pembelajaran project based learning. Model pembelajaran ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat dari masalah yang dihadapi di pembelajaran biologi.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pembelajaran berbasis proyek menggunakan pertanyaan sebagai langkah awal untuk mengumpulkan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman aktivitas belajar mengajar. Project based learning (PjBL) adalah model pembelajaran inovatif yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks. Model PjBL mendorong siswa untuk mengeksplor, menilai, menginterpretasi, mengolah informasi, dan menggunakan berbagai keterampilan yang dimilikinya.

Keunggulan PjBL terletak pada keikutsertaan siswa dalam memahami dan mengkonstruksi pemahaman konsep melalui realitas kehidupan dari hal yang nyata. Langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek yaitu menetapkan tema proyek, menetapkan konteks belajar dan merencanakan. Kemudian memproses, serta menerapkan aktivitas untuk menyelesaikan proyek, dan dilanjutkan dengan evaluasi pembelajaran.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Tahapan kegiatan pembelajaran model PjBL yang dilakukan yaitu mengamati dan memberi pertanyaan, melakukan percobaan, menalar, serta menyajikan.  Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang sistematis dalam mengorganisir pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan model pembelajaran PJBL tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang spesifik bidang isi. Tapi merupakan model yang bertujuan memberdayakan diri sendiri secara utuh.

Seiring perkembangan teknologi secara langsung maupun tidak langsung dapat merubah seseorang dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan belajar. Guru dan siswa dituntut untuk menggunakan teknologi informasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran disebut juga dengan e-larning. E-learning merupakan upaya memudahkan dalam proses belajar mengajar.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pemanfaatan teknologi berperan dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21 siswa. Salah satu bentuk pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pembelajaran berbasis flipped classroom Biologi. Menurut Bregmann, J & Sams (2012), flipped classroom merupakan model pembelajaran yang menggabungkan berbagai metode belajar dengan memberikan materi secara online di luar kelas dan mengerjakan tugas di dalam kelas. Flipped clasroom mengintegrasikan keterlibatan siswa, kombinasi berbagai desain pembelajaran, dan pemanfaatan berbagai materi belajar biologi. Yakni berupa video, gambar, audio, dan dokumen.

Flipped classroom menekankan pada pemanfaatan waktu belajar di kelas agar pembelajaran lebih efektif dan dapat meningkatkan kemampuan problem solving siswa. Model PjBL dan  flipped classroom dapat menjadi kombinasi yang sangat baik. Flipped classroom dan pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap berpikir kritis. Flipped classroom adalah pembelajaran membalik kelas untuk belajar di rumah dengan video yang terintegrasi. (*)