Ciptakan Pundi-Pundi Emas dengan Sampah

Oleh: Siti Maryatun, S.Pd
Guru Prakarya SMP N 3 Demak

MATA pelajaran prakarya bertujuan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri siswa melalui produk yang dihasilkan sendiri dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar.  Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, sejak dahulu telah mengembangkan olah pikir dan olah rasa. Bertujuan untuk membantu menjalani kehidupan, memecahkan masalah, maupun menghasilkan produk yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Karya manusia sebagai produk budaya, terlihat dalam tiga ranah. Yakni fisik, sistem, dan ide.

Menyikapi perkembangan dan perubahan teknologi, budaya dan gaya hidup yang terjadi dengan cepat di dunia saat ini, maka dunia pendidikan di Indonesia menyikapinya dengan memberikan keterampilan dan menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan dan jiwa kewirausahaan adalah prakarya yang terdiri dari empat sub bidang keterampilan. Yaitu kerajinan, rekayasa, budi daya, dan pengolahan.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Prakarya kerajinan melatih peserta didik menggunakan kepekaan terhadap lingkungan, ide dan kreativitas, serta keterampilan untuk bertahan hidup secara mandiri dan ekonomis. Seiring berkembangnya zaman, mental generasi muda perlu dibangun agar mampu mengatasi berbagai persoalan hidup.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua lulusan sekolah menengah pertama (SMP) melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena berbagai sebab. Secara logika berdasarkan usia saat siswa lulus SMP (15-17 tahun), mereka yang tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi akan memasuki dunia kerja. Terutama sektor informal.

Maka generasi muda perlu memiliki jiwa yang tangguh untuk berwirausaha, memahami strategi wirausaha dan keberanian untuk terjun ke dalam dunia usaha. Kemampuan keterampilan kreatif prakarya kerajinan berpeluang untuk mewujudkan kewirausahaan dimulai sejak pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Antara lain melatih kemampuan kepemimpinan, berinisiatif tinggi, dan merespon kebutuhan sekitar, kerja sama, serta berani mengambil resiko.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Prakarya kerajinan mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dengan mengintegrasikan, mengkorelasikan dan mengkolaborasikan berbagai pengetahuan dan disiplin ilmu. Di antaranya melalui pendekatan STEAM (sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika) untuk menciptakan inovasi produk yang efektif dan efisien. Yakni melalui pembelajaran kolaboratif dengan dunia kerja dan dunia pendidikan lanjut.

Dari karakteristik mata pelajaran prakarya kerajinan tersebut, maka siswa dalam proses pembelajaran harus mendapatkan pengalaman berbagai macam cara untuk menghasilkan karya kerajinan dari bahan limbah. Siswa juga diajarkan untuk memasarkan hasil karyanya.

Sekarang ini sampah baik organik maupun sampah anorganik sudah menjadi masalah yang amat serius, terutama bagi masyarakat kota. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga dan bahkan masyarakat yang peduli akan keselamatan bumi.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa dari benda yang dianggap sudah tidak bernilai lagi. Padahal sampah mempunyai potensi besar jika kita kreatif. Limbah lunak organik sangat bagus diproses menjadi pupuk organik yang darinya bisa menghasilkan uang. Limbah keras organik maupun limbah keras anorganik memiliki potensi besar untuk mengasilkan bergagai macam benda kerajinan.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Proses kreatif akan ditemukan saat seseorang telah memperoleh daya imajinasi melalui pengetahuan terhadap materi bahan, alat dan proses yang akan ditekuninya. Untuk itu, guru seyogyanya dapat menumbuhkan imajinasi, kreativitas, ketekunan, dan banyak mengajak siswa bereksperimen untuk menciptakan benda-benda kerjinan dari bahan limbah. Upaya tersebut dilakukan, agar siswa mendapatkan “pundi pundi emas” dari berbagai hasil kerajinan yang sudah dibuat.

Demikian di SMP Negeri 3 Demak mapel Prakarya mengajarkan kepada siswa untuk membuat berbagai macam kerajinan dari bahan limbah dan membimbing siswa untuk menjual hasil karyanya. Baik kepada warga sekolah seperti ibu bapak guru dan karyawan tata usaha, maupun kepada tetangga di tempat tinggal siswa. (*)