Oleh: Dunipah, S.Pd
SDN 01 Botekan, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
ILMU pengetahuan alam (IPA) menurut Susanto (2015:167) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran. Sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Sedangkan menurut Darmojo (1992) dalam Samatowa (2011:2), IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
Lebih lanjut, Nash (1993) dalam Samatowa (2011: 3) mengemukakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Lebih lanjut dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyatakan, IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Belajar merupakan sebuah proses pemerolehan pengetahuan atau pengalaman yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Sehingga dalam belajar terdapat kegiatan melakukan suatu hal yang mengarah pada proses belajar. Yaitu mengajukan pendapat, pertanyaan, mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan guru, bekerjasama dengan teman, dan bertanggung jawab atas tugas yang diperoleh. Menurut Nawawi dalam Susanto (2015:5), hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Media pembelajaran merupakan media yang dirancang untuk merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian siswa. Sehingga terjadi proses pembelajaran. Media video animasi adalah media audio visual gerak yang berisi gambar yang memuat objek-objek yang seolah hidup yang dapat diatur percepatan gerakannya. Dengan menggunakan video animasi, siswa dapat menangkap materi dengan baik dan menarik karena terdapat gambar, suara, gerak, dan warna yang menarik. Sehingga dalam penerapannya akan menarik perhatian siswa.
Media video animasi dapat memperbesar objek yang sangat kecil dan bahkan yang tidak tampak secara kasat mata, menyajikan objek yang terletak jauh sekali. Kemudian menyajikan peristiwa yang rumit, berlangsung sangat cepat, dan berbahaya. Misalnya tentang bencana alam tsunami, tanah longsor, pencernaan makanan dalam tubuh, posisi bulan dan matahari, dan lain sebagainya.
Video animasi dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang dianggap sulit bagi siswa. Sulit dalam artian tidak mudah dipahami hanya dengan membaca, lebih mudah dipahami dengan adanya contoh nyata atau gambar sebagai media. Oleh karena itu, tujuan penggunaan video animasi adalah mengkonkretkan pembelajaran yang masih bersifat abstrak yang tidak bisa diperlihatkan secara nyata.
Warsita (2008:40) menjelaskan, langkah-langkah pemanfaatan video animasi dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, langkah persiapan. Yaitu penyusunan rancangan pemanfaatan video pembelajaran yang terintegrasi dengan rencana program pembelajaran (RPP). Kegiatan-kegiatan sebelum memanfaatkan program video pembelajaran misalnya menyiapkan siswa di salah satu ruangan. 15 menit sebelum pemutaran program video pembelajaran, siswa diminta mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan lain yang diperlukan. Kemudian mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat melihat/menyaksikan program video pembelajaran dengan baik. Berikan apersepsi atau tujuan yang ingin dicapai setelah penayangan video dan lain-lain.
Kedua, langkah pelaksanaan. Selama menyaksikan program video pembelajaran, guru hendaknya mengawasi kegiatan siswa selama mengikuti program. Sehingga berjalan dengan tertib. Ketiga, langkah tindak lanjut. Yaitu setelah penayangan program video pembelajaran guru hendaknya memberikan penjelasan atau ulasan terhadap materi yang telah dibahas. Lalu memberikan pertanyaan pada siswa untuk mengetahui apakah siswa benar-benar memperhatikan video atau tidak. (*)