Mudahnya Belajar Matematika Operasi Hitung Perkalian Menggunakan Metode Jarimatika

Oleh: Kodriyah, S.Pd.SD
Guru SD N 02 Karangbrai, Kec. Bodeh, Kab. Pemalang

SALAH satu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan adalah dengan belajar.  Keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat meliputi kemampuan, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lainnya. Sedangkan faktor eksternal meliputi guru, sosial-ekonomi, lingkungan alam, sarana dan prasarana serta metode mengajar. Faktor-faktor tersebutlah yang dapat menjadi penunjang maupun penghambat dalam proses pembelajaran (Sulistiyani, 2016).

Matematika adalah salah satu dari banyaknya mata pelajaran yang diberikan di setiap sekolah. Salah satu materi materi matematika di sekolah dasar yakni operasi hitung perkalian, yang dipelajari oleh peserta didik sejak kelas 2. Apabila peserta didik mampu menghafal perkalian mulai dari 0 sampai 10 akan sangat memudahkan mereka dalam belajar dan terampil berhitung.

Adapun metode yang dapat digunakan untuk belajar operasi hitung perkalian yang dapat diajarkan, salah satunya yaitu jarimatika. Yakni salah satu teknik berhitung yang mudah dan menyenangkan menggunakan bantuan jari-jari tangan (Septi Peni Wulandari, 2008). Metode ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengoperasikan aritmatika dan berhitung perkalian (Afriani, 2019).

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Berikut adalah langkah-langkah yang harus diajarkan kepada peserta didik (Septiyawili, 2016). Pertama, peserta didik harus memahami angka maupun lambang bilangan. Kedua, peserta didik harus mengenali konsep dalam operasi perkalian. Ketiga, peserta didik dapat diajak untuk bergembira terlebih dahulu, seperti dengan bernyanyi.

Keempat, peserta didik harus mengenal lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika dan ketentuannya. Angka 6 didemonstrasikan dengan jari kelingking ditutup atau dilipat. Angka 7 didemonstrasikan dengan jari kelingking dan jari manis ditutup atau dilipat. Angka 8 didemonstrasikan dengan jari kelingking, jari manis dan jari tengah ditutup atau dilipat. Angka 9 didemonstrasikan dengan jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk ditutup atau dilipat. Angka 10 didemonstrasikan dengan semua jari ditutup atau dilipat.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Setelah memahami lambing-lambang pada jarimatika untuk perkalian, peserta didik dapat diarahkan untuk mengenal cara berhitung jarimatika dengan menggunakan jarimatika. Rumus : (T1 + T2 ) + (B1 x B2 ). Keterangannya, T1 adalah jari tangan kanan yang tutup atau terlipat (bernilai puluhan). T2 merupakan jari tangan kiri yang tutup atau terlipat (bernilai puluhan). B2 yakni jari tangan kanan yang buka (bernilai satuan), serta B2 adalah jari tangan kiri yang buka (bernilai satuan).

Kemudian guru dan siswa dapat mendemonstrasikan operasi hitung perkalian menggunakan jari tangan. Contoh, untuk perkalian dengan nilai 7 x 8, caranya sebagai berikut. Angka 7 dapat didemonstrasikan dengan tangan kanan (7) : kelingking dan jari manis ditutup atau dilipat (terdapat 2 jari). Sisa jari yang terbuka adalah 3. Angka 8 dapat didemonstrasikan dengan tangan kiri (8). Kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup atau dilipat (terdapat 3 jari). Sisa jari yang terbuka adalah 2.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Ingat, jari yang ditutup bernilai puluhan dan jari yang terbuka bernilai satuan. Sehingga 7 x 8 dapat diformulasikan ke dalam formasi jarimatika dengan rumus sebagai berikut : 7  x 8 = (T1 + T2 ) + (B1 x B2 ) = ( 20 + 30 ) + ( 3 x 2 ) =  50 + 6  = 56.  Jadi hasil dari 7 x 8 dengan metode jarimatika adalah 56.

Kelima, ajak peserta didik untuk terus melakukan latihan secara rutin agar tetap merasa senang dan tidak ada paksaan untuk menghafal. Penggunaan metode jarimatika untuk proses pembelajaran di kelas tentunya akan sangat membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan berhitung. (*)