Belajar Matematika Tumbuhkan Berpikir Kritis

Oleh: Indah Rahayuningsih, S.Pd.
Guru SD 2 Setrokalangan, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus

SALAH satu kompetensi yang perlu dikembangkan dan sesuai dengan kebutuhkan siswa pada abad ke-21 ini adalah berpikir kritis. Salah satu kelebihan seorang pemikir kritis adalah mampu untuk mengidentifikasi poin penting dalam suatu permasalahan, fokus, dan mampu observasi dengan teliti. Kemudian toleran terhadap sudut pandang baru, mau mengakui kelebihan sudut pandang orang lain, dan memiliki kemampuan analisis yang dapat digunakan dalam berbagai situasi.

Sikap pemikir kritis sangat dimungkinkan untuk dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Sebagaimana yang disebutkan bahwa matematika perlu diberikan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Di samping itu, dalam pembelajaran matematika di kelas, juga diperlukan pengembangan sikap positif siswa terhadap matematika. Di antaranya yaitu antusiasme belajar yang terus menyala. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, antusiasme berarti gairah, gelora semangat, minat besar. Artinya, ketika siswa memiliki antusiasme atau semangat belajar dalam dirinya, maka siwa akan dibuat senang luar biasa dan ceria dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Tak ada yang lebih menyedihkan dari seorang guru yang harus mengajar bertahun-tahun tanpa kecerian dan antusiasme. Juga, tak ada prestasi yang bisa diharapkan dari seorang siswa yang mempelajari sesuatu bertahun-tahun tanpa antusiasme belajar. Oleh karena itu, antusiasme seharusnya menjadi suatu hal yang wajib dihadirkan di kelas. Apalagi dalam pembelajaran matematika.

Johnson merumuskan istilah “berpikir kritis” (critical thinking) secara etimologis (Sapriya, 2015:143). Ia menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical” berasal dari “krinein”, yang berarti menaksir nilai sesuatu. Lebih jauh, Johnson menjelaskan bahwa kritik adalah perbuatan seseorang yang mempertimbangkan, menghargai, dan menaksirkan nilai suatu hal. Tugas orang yang berpikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap suatu hasil dan mempertimbangkan nilainya, lalu mengartikulasikan pertimbangan tersebut.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan (Faiz, 2012:3). Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita berpikir kritis adalah kita bisa menilai bobot ketepatan atau kebenaran suatu pernyataan dan tidak mudah menelan setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang disampaikan.

Dressel & Mayhew lebih merinci lagi bahwa berpikir kritis terdiri atas (Nurhayati, 2011:67) kemampuan mendefinisikan masalah. Kemudian kemampuan menyeleksi informasi untuk pemecahan masalah, mengenali asumsi-asumsi, merumuskan hipotesis, serta kemampuan menarik kesimpulan.

Pada dasarnya, matematika sulit didefinisikan secara akurat. Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi. Mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil (Heruman, 2017:1).

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya (Subarinah, 2016:1). Sehingga belajar matematika adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan anatar konsep dan strukturnya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak. Selain itu, berkaitan dengan simbol-simbol dari berbagai arti.

Pada proses pembelajaran matematika, diharapkan guru dapat mengemas pembelajaran tersebut menjadi lebih menarik agar siswa lebih memahami konsep matematika yang berhubungan dengan keadaan di lingkungan sekitarnya. Pembelajaran matematika harus memiliki keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan (Heruman, 2017:4). Jadi, sangatlah tepat jika belajar matematika didedikasikan untuk menumbuhkan berpikir kritis siswa. Bagaimana dengan pembelajaran matematika di kelas anda?. (*)