Oleh: Welas Kurniawati
Guru SD Negeri Gajah 2, Kec. Gajah, Kab. Demak
DI abad ke-21 ini, teknologi digital berkembang dengan pesat, sehingga para guru dan murid dituntut untuk mengikuti perkembangannya. Pengembangan literasi digital atau disingkat Bang Tedi merupakan salah satu strategi agar dapat membentuk keterampilan siswa dalam berfikir kritis, analitis, dan kreatif. Implementasi digital dalam sekolah merupakan suatu hal yang penting, agar semua orang dapat mencapai kesadaran untuk indikasi kemajuan bangsa dan membentuk profil pelajar Pancasila.
Profesi guru menjadi suatu peran yang memilki tanggung jawab besar, terutama dalam praktik baik yang telah dilaksanakan. Hal yang menjadi latar belakang praktik baik ini perlu saya bagikan adalah ketika saya melihat guru berbeda persepsi tentang pembelajaran berdeferensiasi. Padahal minat dan kebutuhan belajar anak berbeda-beda. Anak memiliki kemampuan belajar yang berbeda dari visial, audio, dll.
Saat ini, siswa kelas 6 SDN Gajah 2 sudah melek teknologi dengan gadget-nya. Namun belum mahir menggunakan komputer, apalagi chromebook. Siswa belum memiliki ketertarikan dalam hal literasi dan siswa belum mahir membuat karya tulis serta meraih prestasi dalam hal literasi. Pembelajaran deferensiasi yang dilakukan guru belum sesuai.
Harapan dari pengembangan literasi digital ini, siswa mampu mengoperasikan komputer/chromebook dengan baik dan mahir dalam literasi digital. Kemudian meraih prestasi dalam karya tulis dan ilmu teknologi. Langkah-langkah yang diambil yaitu berkoordinasi dengan tim TIK dan diskusi dengan KS dan rekan guru, membuat perencanaan pembelajaran. Lalu menentukan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan refleksi pembelajaran, serta memetakan kapasitas yang dimiliki sekolah.
Strategi yang saya gunakan adalah memberikan bahan materi yang sesuai dengan minat dan gaya belajar peserta didik tersebut dengan media yang berbeda sesuai minat dan kemampuan belajar anak. Selanjutnya memanfaatkan crhomebook yang sudah ada, serta mengembangkan literasi digital dengan membuat reklame di Canva.
Proses yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berdifrensiasi dengan asesmen diagnostik. Setelah itu siswa dibagi menjadi empat kelompok sesuai minat belajarnya. Yaitu mengamati video, poster Canva, poster di kertas, dan menulis poster di kertas (diferensiasi konten). Siswa membuat video layanan masyarakat di HP dengan melihat contoh video di chromebook.
Guru membimbing siswa dalam berdiskusi (deferensiasi proses) siswa membuat poster di kertas gambar. Yakni dengan siswa mengamati gambar di chromebook HP dan teks bacaan di chromebook. Siswa mempresentasikan hasil belajar sesuai minat belajar. Yaitu membuat video layanan masyarakat, poster di Canva, poster di buku gambar, serta menulis iklan di buku (deferensiasi produk). Evaluasi kepada siswa berupa tes tertulis dan tindaklanjut. Untuk mengakhiri kegiatan, siswa yang terlibat pembelajaran adalah guru dan peserta didik.
Penanggung jawab dan mekanisme koordinasi antar tim. Penanggung jawab kegiatan adalah kepala sekolah. Pengarahnya ketua tim Bang Tedi, koordinatornya guru, penanggung jawab kegiatan, perlengkapan tempat adalah guru dan murid. Laporan dibuat oleh koordinator kegiatan (guru). Koordinasi dilakukan seminggu sekali. Selanjutnya hasil laporan dikoordinasikan oleh wakil kepala sekolah. Evaluasi dilakukan dalam rapat koordinasi untuk mengedukasi siswa dalam memanfaatkan perangkat digital dan jaringan dalam pembelajaran secara kreatif dan bertanggung jawab.
Dengan mengembangkan keterampilan literasi digitalisasi, siswa dapat mencapai prestasi. Guru harus mempersiapkan media berdasarkan minat dan gaya belajar peserta didik. Pengembangan literasi digital dibutuhkan untuk memenuhi kodrat zaman. Berkolaborasi dengan super TIM mempermudah mewujudkan visi sekolah. (*)