Cerdas Berliterasi dengan ‘Bara Plasma’ di SMP Negeri 1 Mandiraja

Oleh: Endang Prisetya Dwi Hartani, S.S.
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Mandiraja, Kab. Banjarnegara

KEMENDIKBUD (2016) menyatakan bahwa kegiatan literasi dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Dengan membaca dan menulis, seorang siswa dapat memahami sebuah konsep pembelajaran dalam bentuk teks tertulis. Di samping itu, juga dapat meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan, dan meningkatkan potensi diri (Widana, 2022). Membudayakan literasi membaca, tidak bisa dilakukan secara instan. Seperti dituturkan  Lestari & Hastuti (2018) bahwa gerakan literasi siswa ini selalu berpedoman kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yakni adanya tahapan pembiasaan, pengembangan, dan tahapan pembiasaan.

Secara umum, budaya literasi di SMP Negeri 1 Mandiraja masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai literasi pada rapot mutu pendidikan. Selama ini siswa terkesan enggan untuk membaca karena keinginan membaca tersebut tidak timbul dari siswa. Lebih lanjut, majalah dinding kelas, yang seharusnya bisa menjadi sumber belajar bagi siswa di kelas tersebut kurang berjalan efektif.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Berdasarkan fakta di atas, penulis — yang juga sebagai wali kelas — ingin mengajak siswa gemar membaca melalui sebuah program bertajuk Bara Plasma (Budayakan Literasi Melalui Kelas Bertema). Yakni kegiatan di mana siswa akan diajak untuk berliterasi melalui sebuah tema kelas yang mereka tentukan secara mandiri. Siswa akan menentukan tema, memajang karya mereka di dinding kelas, dan mendekor kelas sesuai dengan tema yang mereka pilih.

Pada kegiatan ini, setiap siswa diberi kesempatan untuk memajang setiap karya mereka di dinding kelas, dengan asumsi bahwa karya siswa yang sudah baik bisa digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa lain yang hasil karyanya masih belum sempurna. Sedangkan tujuan memajang karya siswa yang belum sempurna adalah memberikan penhargaan bagi mereka agar mereka merasa dihargai dan percaya diri untuk menampilkan hasil karyanya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada program ini adalah sebagai berikut.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pertama, di awal kegiatan siswa akan menentukan tema apa yang akan mereka gunakan. Kedua, setelah tema dipilih, seluruh siswa di kelas tersebut diminta untuk mencari sebuah teks sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Ketiga, siswa diminta untuk mengekspresikan teks yang mereka dapatkan sesuai dengan bakat dan minat mereka.

Saat anak menentukan sebuah tema yang dipilih, maka anak akan diberi kebebasan untuk mencari bahan bacaan yang mereka sukai di berbagai media yang mereka miliki sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Pada proses pencarian teks, secara tidak langsung, mereka akan melakukan proses membaca untuk menemukan bahan bacaan yang mereka inginkan. Dari sinilah pembiasaan literasi anak dimulai.

Anak akan antusias untuk membaca, karena mereka tertarik dengan tema yang akan mereka cari. Apabila kegiatan ini dilakukan secara rutin, maka anak akan terbiasa untuk membaca, dan kelak mereka tidak hanya membaca tema yang mereka sukai saja. Tapi juga tema-tema lain yang muncul di media baca mereka.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pada langkah ketiga, anak akan diberi kesempatan untuk mengekspresikan tema yang mereka dapatkan. Bagi anak yang suka berbicara. Mereka boleh menceritakan teks mereka secara lisan di hadapan teman-temannya. Bagi mereka yang suka menulis, mereka bisa mengekspresikan apa yang mereka punya dalam bentuk tulisan. Seperti puisi, cerita pendek, atau sekedar rangkuman dari apa yang mereka baca.

Sedangkan anak yang suka menggambar, bisa mengekspesikan apa yang mereka punya dalam bentuk gambar. Dari kegiatan ini, anak secara perlahan diharapkan punya budaya membaca. Apabila membaca sudah menjadi suatu kebutuhan bagi mereka, maka kegiatan literasi lainnya akan lebih mudah untuk dilakukan. (*)