Mengenergikan Pembelajaran IPA Lebih Interaktif dengan Make a Match

Oleh: Sumulyono, S.Pd.SD
Guru SD N Rejosari 2, Kec. Mijen, Kab. Demak

GURU mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Guru harus mampu menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan peserta didik, agar peserta didik mampu memahami konsep yang diberikan oleh guru.

Guru sebagai pemegang peran penting dalam kesuksesan proses pembelajaran IPA di kelas harus mampu menguasai dan memahami tujuan pembelajaran. Sehingga diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar.

Hasil belajar merupakan salah satu evaluasi yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik dan merupakan suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Keberhasilan siswa selama ini diukur dari seberapa tinggi prestasi atau keberhasilan belajar yang dicapai. Hal ini tidak terlepas dari faktor minat siswa untuk belajar. Misalnya pada pelajaran IPA, siswa kurang berminat mengikutinya.

Setiap mata pelajaran memiliki ciri tersendiri. Misalnya, mata pelajaran IPA sering berorientasi pada kegiatan mengamati keadaan alam sekitar. Kemudian menyimpulkan dan mempraktikkan kesimpulan seseorang dalam suatu kegiatan praktikum.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

IPA merupakan salah satu pelajaran yang diprioritaskan. Hal ini terbukti dengan pelajaran IPA selalu diikutkan dalam ujian nasional. Sehingga banyak lembaga-lembaga bimbingan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran ini.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja. Tetapi lebih dari itu, guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Pada hakikatnya, kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Rejosari 2 masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran IPA dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Bertitik tolak dari hal tersebut, diperlukan pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA tidak mengalami kesulitan. Sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA.

Metode pembelajaran jenisnya beragam. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau materi pokok yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.

Penggunaan metode make a match diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga dalam proses itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru. Dengan demikian, siswa akan terlibat secara fisik, emosional, dan intelektual. Kemudian pada gilirannya diharapkan konsep tentang anggota tubuh yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Langkah-langkah pembelajaran make a match adalah guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep yang cocok untuk sesi review. Salah satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

Pertama, masing-massing siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Kedua, masing-masing siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Ketiga, masing-masing siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Keempat, apabila siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama.

Kelima, setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Keenam, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran. (*)