Pemkab Rembang Terus Kuatkan Komitmen Penanganan Stunting

Dinsos PPKB Kabupaten Rembang
DISKUSI: Dinsos PPKB Kabupaten Rembang saat menggelar rakor bersama berbagai pihak untuk menyamakan persepsi dalam melaksanakan program menurunkan angka stunting, belum lama ini. (HUMAS/JOGLO JATENG)

REMBANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang terus berupaya menekan kasus penyakit gagal tumbuh kembang pada anak atau stunting. Dalam setiap tahunnya terus dilakukan evaluasi dan pembangunan komitmen sehingga hasilnya bisa maksimal

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang melaksanakan rapat koordinasi bersama berbagai pihak untuk menyamakan persepsi dalam melaksanakan program menurunkan angka stunting. Mulai dari 29 Kepala Desa (Kades) yang menjadi lokasi fokus (Lokus) stunting, sejumlah Organisasi Wanita. Seperti tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan organisasi terkait lainnya.

Baca juga:  KPU Rembang Mulai Terima Logistik Pilkada 2024

Kepala Dinsos PPKB Rembang Prapto Raharjo menyampaikan, rakor stunting bertujuan untuk meningkatkan komitmen kepada berbagai bidang. Upaya ini untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Prapto menjelaskan, dalam menangani stunting, terdapat dua koordinator penanganan. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) menangani intervensi sensitif dan spesifik. Sedangkan Dinsos PPKB menangani keluarga berisiko stunting.

”Kalau DKK menangani yang sudah stunting. Kita Dinsos PPKB menyasar keluarga yang beresiko stunting,” jelasnya.

Selain itu ada Dinas Pertanian dan Pangan yang akan fokus ketahanan pangan keluarga. Kemudian Dinas Kelautan dan Perikanan  yang mengkampanyekan gemar makan ikan.

Baca juga:  DLH Rembang Rencanakan Ambilalihan Penarikan Retribusi Sampah di Pasar

Beberapa inovasi yang telah dilakukan oleh Dinsos PPKB terkait penanganan keluarga beresiko stunting adalah program Gerakan Keluarga Cegah Stunting (Raga Genting). Raga genting ini diterapkan di Desa Pasar Banggi Kecamatan Rembang. Selain itu juga pemberian edukasi oleh tim pendamping keluarga kepada para keluarga yang memiliki risiko stunting.

”Ini yang selalu memberikan edukasi, pendampingan ke keluarga yang berisiko stunting. Keluarga beresiko stunting itu siapa saja, calon penganting, ibu hamil, ibu nifas, ibu yang mempunyai balita 2 tahun dan lima tahun,” pungkasnya. (hms/fat)