Gali Kreativitas Pembelajaran Siswa dengan NHT Berbantuan Power Point

Oleh: Rina Puji Hastuti, S.Pd.SD
Guru SDN 14 Pelutan, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang

PENDIDIKAN merupakan salah satu aspek yang menentukan masa depan bangsa. Rahayu (2022) mengemukakan bahwa pendidikan di abad 21 merupakan proses yang mengembangkan dan memperkuat potensi seluruh peserta didik untuk membangun karakter yang lebih baik.

Pembelajaran merupakan proses terjadinya interaksi yang dilakukan oleh guru, siswa, dan sumber belajar. Dalam  proses  pembelajaran  terjadi  interaksi antara  guru  dan  peserta  didik,  guru  dan peserta  didik merupakan  dua komponen  yang tak  dapat dipisahkan.

Sejalan dengan hal tersebut guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang bermakna. Yakni proses pembelajaran yang mengikutsertakan secara aktif peserta didiknya. Baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Penulis mendapatkan beberapa temuan, yaitu pertama, siswa kurang didorong untuk aktif dalam aktivitas belajar pada kegiatan kelompok. Kedua, dalam proses pembelajaran siswa masih berpusat pada buku sehingga membuat pembelajaran menjadi membosankan.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Ketiga, kegiatan pembelajaran yang dilakukan terlihat bahwa guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam penerapan model pembelajaran ini guru yang lebih aktif berperan sehingga siswa menjadi pasif. Keempat, media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran belum berbasis IT.

Dari beberapa temuan tersebut berimbas pada prestasi belajar siswa. Berbagai permasalahan di atas menunjukkan perlunya perubahan serta inovasi baru dalam menerapkan   suatu model pembelajaran pada pembelajaran tematik.

Salah satu model yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas yaitu model pembelajaran cooperative learning tipe numbered head together (NHT). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Karena model ini bersifat memberikan tanggung jawab dan melibatkan siswa dalam belajar kelompok maupun individu. Sehingga siswa fokus dan aktif dalam mengikuti dan mempelajari materi yang diajarkan oleh guru.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Siswa akan paham dan mengerti dengan materi yang dipelajari dan berimplikasi pada meningkatnya hasil belajar. Siswa akan lebih aktif dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran menggunakan model numbered heads together. Karena mempunyai kelebihan, dapat   meningkatkan prestasi belajar siswa, memperdalam pamahaman siswa, melatih tanggung jawab,   menyenangkan siswa dalam belajar. Selain itu mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan rasa saling memiliki, dan kerja sama.

Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi dan menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun siswa tetap antusias belajar.

Penerapan model numbered heads together ini dalam pelaksanaanya dibantu dengan media Power Point agar pembelajaran yang dilakukan bisa lebih optimal dan bervariasi. Power Point mempunyai keunggulan, di antaranya pertama, praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas.  Kedua, memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respon dari penerima pesan.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Ketiga, memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat. Keempat, memiliki variasi teknik penyajian dengan berbagai kombinasi warna atau animasi. Kelima, dapat digunakan berulang-ulang. Keenam, dapat  dihentikan  pada setiap  sekuens  belajar  karena  kontrol  sepenuhnya  pada  komunikator,  dan  ketujuh lebih sehat dibandingkan menggunakan papan tulis.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah menelaah proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dapat ditampilkan dengan nilai pre-test guru dari bidang studi diambil oleh siswa.

Tentunya pembelajaran apapun selalu mengharapkan pembelajaran yang maksimal. Dari berbagai teori prestasi belajar yang diharapkan berupa hasil atau prestasi belajar yang baik dan optimal. Namun dalam pencapaian prestasi belajar yang baik masih saja mengalami kesulitan dan prestasi yang didapat belum dapat dicapai secara optimal. Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan. Yaitu dengan peningkatan motivasi belajar. (*)