Kudus  

Sungai Londo Dikeruk untuk Meminimalisir Banjir

pengerukan sedimentasi di Sungai Londo
KERUK: Tampak satu alat berat tengah melakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Londo untuk meminimalisir banjir yang kerap melanda wilayah sekitar, Selasa (13/6/23). (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sungai Londo yang terletak di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus dilakukan pengerukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Selasa (13/6/23). Hal itu bertujuan untuk meminimalisir terjadinya banjir di wilayah tersebut.

Bupati Kudus, HM Hartopo mengatakan, kegiatan ini dalam rangka normalisasi dari BBWS Pemali Juana. Meskipun panjang sungai yang dinormalisasi sekitar 1,5 km atau lebih pendek dari target, pengerukan itu sangat dibutuhkan. Sebab, normalisasi dapat mengatasi genangan air di area persawahan warga saat musim penghujan.

Baca juga:  Camping Ground Abiyoso Tawarkan Keindahan Alam Muria

“Banjir di Wonosoco itu karena sedimentasi tanah atau pendangkalan di Kali Londo. Jadi normalisasi sekitar 1,5 km mengatasi banjir area persawahan,” paparnya.

Jika volume air bertambah, dapat sesegera mungkin mengurangi genangan banjir di wilayah tersebut. Para petani juga dapat melakukan kegiatan penanaman. Karena sebelumnya tidak ada kegiatan penanaman.

“Kemarin-kemarin tidak ada kegiatan penanaman oleh para petani. Karena ketika hujan dan banjir, genangannya tidak bisa surut-surut. Maka dengan adanya normalisasi ini insyaallah akan berdampak positif,” ucap Hartopo.

Sementara itu, Petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Fitra S menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan usulan sebagian dari kepala desa di Kudus. Diantaranya, Kepala Desa Wonosoco, dan Prawoto.

Baca juga:  Dorong Kreativitas dan Jaga Kekompakan

“Para kepala desa tersebut meminta permohonan agar segera dilakukan pengerukan Kali Londo ke BBWS,” tuturnya.

Akan tetapi, alokasi anggaran dan Sumber Daya Manusia terbatas maka yang bisa dikerjakan hanya 1,5 kilometer. Sementara untuk permintaan mereka berkisar 3-4 kilometer.

“Pelaksanaannya sudah berjalan satu Minggu, kurang tiga Minggu. Pengerjaannya baru mencapai, 40 persen yang terealisasi. Ini memakai anggaran BBWS berupa anggaran rutin yang sifatnya swakelola,” pungkasnya. (cr12/hms/fat)

Pemdes Ngembalrejo