Tingkatkan Berbicara Berdiskusi Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah

Oleh: Dina Hikmah Safariyah, S.Pd.SD
Guru SD N 01 Limbangan, Kec. Ulujami Kab. Pemalang

HASIL studi tentang pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru dianggap satu-satunya sumber utama dan serba tahu, sedangkan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Selain guru, penyebab pendidikan masih rendah adalah metode yang digunakan.

Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu metode berceramah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa persiapan banyak, tanpa membutuhkan sarana yang banyak, tanpa persiapan yang rumit.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 6 di SD N 01 Limbangan jarang terjadi diskusi dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran dan sulit mengembangkan kemampuan berbicara mereka.

Saat guru memberikan materi pelajaran yang akan didiskusikan, hanya sedikit siswa yang berani berbicara/menjawab pertayaan dari temannya. Selain itu, guru juga kesulitan dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat belajar secara aktif. Hal ini disebabkan guru dalam penyampaian materi pelajaran lebih banyak menerapkan metode ceramah. Dimana penyajian materi pelajaran lebih didominasi oleh guru. Sehingga berakibat siswa menjadi pasif dan pemahaman serta kemampuan intelektual siswa dalam menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari kurang diterapkan akhirnya menyebabkan rendahnya kemempuan berbicara dan prestasi belajar siswa menurun.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Jika dicermati secara seksama, akar permasalahan di atas adalah kurangnya kemampuan menguasai materi bahasa Indonesia termasuk kurangnya keberanian siswa untuk tampil di muka kelas. Karena itu, masalah utama yang perlu segera dicarikan pemecahannya adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia agar terjadi interaksi positif dalam pembelajaran. Sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan kontekstual dengan menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam diskusi.

Salah satu komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat belajar atau sering disebut metode diskusi. Metode diskusi dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat. Baik dengan guru maupun teman-temannya, sehingga mereka dapat berpartisipasi secara optimal tanpa ada atuan-aturan yang terlalu keras. Namun tetap mengikuti etika yang disepakati bersama.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Metode diskusi dapat dilaksanakan dua bentuk, yakni diskusi kelompok kecil dan diskusi kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diskusi sangat membantu terjadinya komunikasi dua arah.

Untuk itu, salah satu strategi yang digunakan adalah strategi berbasis masalah (problem-based learning) dalam meningkatkan aktivitas siswa, terutama dalam kemampuan berbicara. Karena dalam hasil survei menunjukkan bahwa di masing-masing sekolah kemampuan siswa dalam berbicara masih kurang.

Model pembelajaran berbasis masalah dipandang relevan untuk menghadirkan suasana nyata didalam proses pembelajaran. Problem-based learning adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata yang akan di diskusikan pada saat poses pembelajaran sebagai suatu konteks bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan keterampilan pemecahan masalah. Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran berbasis masalah ini menjadikan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru menghadirkan masalah dunia nyata untuk di diskusikan sehingga memberikan pemicu masalah agar siswa berusaha untuk menelaah masalah yang dihadapi. Sehingga mampu untuk menylesaikannya dan meningkatkan kemampuan berbicaranya dalam diskusi.

Pada aktivitas ini, siswa mengalami peningkatan. Mulai dari memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi antara siswa mengenai tugas materi, menyajikan hasil diskusi, memberikan kesempatan orang lain berbicara. Kemudian pendalaman siswa terhadap materi wawancara, tanya jawab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, serta meningkatkan kemampuan berbicara siswa. (*)