Model Pembelajaran PBL Dukung Siswa Berpikir HOTS

Oleh: Nur Khafidhin, S.Pd
Guru SDN Pagerdawung, Kec. Ringinarum, Kab. Kendal

DI zaman yang serba modern ini, siswa dituntut untuk memiliki kompetensi yang mumpuni dan memiliki kreativitas tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak hanya harus mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi dituntut untuk mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika menengok ke siswa kelas 5 SDN Pagerdawung, banyak siswa yang tidak bisa menyelesaikan masalah jika masalah tersebut dibuat sedikit rumit. Soal higher order thinking skills (HOTS) memang dibenci siswa karena siswa dituntut untuk memahami soal terlebih dahulu, baru berfikir lagi untuk mencari solusi untuk menjawabnya.

Pada materi Siklus Air, siswa hanya tahu konsep. Tapi jika ada masalah yang berkaitan dengan siklus air dalam kehidupan sehari-hari, siswa kesulitan untuk menyelesaikan dan mencari solusinya. Maka dari itu, diperlukanlah sebuah model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk dapat mencari solusi atas permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. Model pembelajaran itu adalah problem based learning (PBL).

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

PBL merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik belajar dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Tahapan atau sintaks PBL menurut Arends (2008) meliputi lima langkah berikut. Pertama, memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa. Kedua, pengorganisasian siswa untuk belajar. Ketiga, pembimbingan penyelidikan individual ataupun kelompok. Keempat, pengembangan dan penyajian hasil karya. Kelima, analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah autentik.

Menurut Wikipedia, keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir yang menerapkan pengolahan dalam kegiatan mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk sesuatu hal. Kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan untuk menyelesaikan masalah, keterampilan berpikir kritis, berdaya cipta, kemampuan berargumen, serta kemampuan mengambil keputusan terhadap sesuatu hal.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Menurut Nugroho (2010), siklus hidrologi atau siklus air adalah proses transportasi air secara berlanjut dari laut ke atmosfer dan dari atmosfer ke permukaan tanah yang akhirnya kembali lagi ke laut. Siklus air sangat penting bagi kehidupan manusia karena berkaitan dengan kebutuhan yang sangat mendasar.

Tanpa adanya air, manusia tidak akan bisa hidup. Tidak hanya manusia, makhluk hidup lain pun membutuhkan air. Masalah tentang air sangat banyak dalam kehidupan sehari- hari, dan membutuhkan penanganan yang segera.

Dengan demikian, model pembelajran PBL akan mampu menggiring siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir HOTS pada materi Siklus Air. Karena siswa akan disajikan suatu masalah yang sedang terjadi dalam kehidupan nyata, dan siswa diajak untuk mencari solusi dari setiap permasalahan tersebut. Kemudian menyajikan hasil penyelidikannya dalam suatu karya nyata, yang berupa laporan misalnya. Lalu siswa juga melakukan analisis dan evaluasi dari setiap langkah yang telah mereka gunakan dalam mencari solusi dari pemecahan masalah tersebut. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari bimbingan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. (*)