Dimas Diajeng Kota Yogyakarta Dituntut Kuasai Pengetahuan Budaya

30 Finalis Dimas Diajeng Kota Yogyakarta
FOTO BERSAMA: Pj Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo didampingi Kadispar Kota Wahyu Henratmoko foto bersama 30 Finalis Dimas Diajeng Kota Yogyakarta usai pembekalan, belum lama ini. (ISTIMEWA/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta kembali menggelar pemilihan Dimas Diajeng Kota Yogyakarta. Kedepan, Dimas Diajeng diharapkan menguasai pengetahuan terkait budaya, terutama budaya Yogyakarta.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, penguasaan akan ilmu pengetahuan budaya menjadi bekal untuk memperkuat peran Dimas Diajeng sebagai duta pariwisata. Mengingat, pariwisata di Kota Yogyakarta adalah berbasis budaya.

“Pariwisata kita berbasis budaya. Kita tidak akan pernah lepas dari budaya untuk menarik wisatawan datang ke Yogyakarta, DIY, dan Indonesia. Saya berharap Dimas Diajeng Jogja menjadi bagian dari agen promosi pariwisata maupun budaya atau pariwisata berbasis budaya,” ungkap Singgih saat memberikan pembekalan kepada 30 finalis Dimas Diajeng Kota Jogja 2023 di Hotel @Hom Premiere Timoho, belum lama ini.

Dengan begitu, 30 finalis Dimas Diajeng diharapkan mampu menguasai pengetahuan budaya. Terlebih, penilaian Dimas Diajeng kedepan juga dilihat dari kemampuan pengetahuan, sikap, dan sopan santun para finalisnya.

Dalam kegiatan itu, Singgih langsung menguji kemampuan pengetahuan terkait budaya kepada beberapa perwakilan finalis Dimas Diajeng Kota Yogyakarta. Ia menanyakan terkait makna falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dan sumbu filosofi Yogyakarta. Para finalis Dimas Diajeng pun menjawab dengan antusias dan saling melengkapi maknanya.

“Ini adalah sebuah cara bagaimana saya mengetahui knowledge seseorang tentang budaya. Kalau Dimas Diajeng bisa menguasai pengetahuan tentang budaya maka tidak hanya pintar dari sisi otaknya. Tapi juga hatinya muncul etika, moral yang kemudian terealisasi dalam sebuah adat dan sopan santun,” paparnya.

Singgih menegaskan, sumbu filosofi Yogyakarta dari Panggung Krapyak sampai Tugu Yogyakarta adalah bukti kegeniusan Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam membangun Yogyakarta dengan filosofi tata kota. Pihaknya mengajak finalis Dimas Diajeng meneladani kegeniusan Sri Sultan HB I.

Dicontohkan, banyak spirit budaya di Yogyakarta. Seperti dalam etos kerja ASN Yogyakarta, yakni budaya satria, segara amarta, nyawiji, greget, sengguh, serta ora mingkuh.

“Berbanggalah cintai lah terhadap Yogyakarta yang punya itu semua. Budayanya masih terjaga dengan baik dan menjadi sebuah spirit. Maka 30 Dimas Diajeng juga harus punya jiwa yang nyawiji atau fokus, greget semangat, sengguh tidak pantang menyerah, ora mingkuh itu artinya tidak gampang berbelok,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko menyebut, total ada sekitar 115 peserta yang mendaftar Dimas Diajeng Kota Yogyakarta 2023. Setelah melalui seleksi administrasi, wawancara, dan tes psikologi, lalu diambil 30 orang finalis. Yakni 15 Dimas dan 15 Diajeng. Sebagian peserta dari luar kota dan berdomisili DIY turut menjadi peserta, karena mereka ingin ikut berkontribusi untuk Yogyakarta.

“Saat ini masuk tahap pembekalan untuk memberikan tambahan kompetensi dalam pelaksanaan ketugasan Dimas Diajeng Kota Yogyakarta,” tambahnya.

Setelah adanya pembekalan, akan ada grandfinal di Balai Kota Yogyakarta untuk dipilih yang terbaik pada 17 Juni mendatang. Setelahnya, ada serah terima dari Dimas Diajeng senior kepada Dimas Diajeng Jogja 2023.

“Untuk melaksanakan tugas menjadi brand ambassador pariwisata dan kebudayaan Kota Yogyakarta selama dua tahun ke depan,” demikian kata Wahyu. (cr5/mg4)