SEMARANG, Joglo Jateng – Aktivitas industri oleh perusahan berdampak pada menyusutnya hutan di Indonesia dan laju pemanasan global.
Menurut data Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) 2018, setiap tahunnya Indonesia kehilangan hutan seluas 680 ribu hektare.
Oleh sebab itu, diperlukan respon perusahaan untuk turut menjaga lingkungan dengan hadirnya Enviromental, Social and Governance (ESG).
Standar manajemen bisnis perusahaan yang mengikuti kriteria tertentu akan berdampak positif bagi lingkungan sosial dan tata kelola perusahaan.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan Seminar Nasional Environmental, Social and Governance (ESG) dengan tema Peran Dakwah dan Komunikasi dalam Menjaga Lingkungan yang Berkelanjutan, pada Rabu (14/6). Bertempat di Teater Lantai IV Gedung K.H. Sholeh Darat (Gedung Rektorat).
Acara diikuti oleh ratusan peserta mahasiswa dan juga dihadiri para dosen di lingkungan fakultas. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Ketua Jurusan KPI M. Alfandi, M.Ag selaku ketua panitia acara, dan dibuka oleh Dekan FDK, Prof.Dr. Ilyas Supena, M.Ag.
Dalam penyampaian pesannya, Ilyas berharap mahasiswa mempunyai kesadaran menjaga lingkungan dan dapat mengimplementasikannya di ranah akademik.
“Saya harap mahasiswa mempunyai sudut pandang dan tanggap dengan isu lingkungan. Selain itu terbitkanlah karya, tulisan, atau riset terhadap isu lingkungan,” ujarnya.
Adapun tiga narasumber yang dihadirkan yaitu General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel Andry P Santoso, Manager Digital Channel Content Development Telkomsel Rifki Syabani, dan Dosen KPI Dr. Najahan Musyafak, M.A.
Pada penyampaian materi pertama, Andry P Santoso memaparkan tentang bagaimana Telkomsel berpartisipasi dalam menjaga lingkungan berkelanjutan. Salah satunya dengan menanam 4.000 bibit mangrove di Demak, beberapa waktu lalu.
Pembicara kedua pada sesi berikutnya yaitu Rifki Syabani, memaparkan tentang strategi komunikasi gen-Z di era konvergensi media.
Sedangkan pembicara terakhir yaitu Dr.Najahan Musyafak, M.A memberikan penjelasan megenai konsep komunikasi Islam dalam pembangunan berkelanjutan yang menitikberatkan keseimbangan pada tiga faktor. Yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ia juga turut memaparkan hasil riset seputar eco-green Islam.
Acara ini berlangsung sangat meriah. Pada sesi diskusi, para peserta sangat antusias menyampaikan argumen dan pertanyaan.
“Seminar yang sangat bermanfaat untuk semuanya, dan harus ditindaklanjuti agar kesadaran cinta lingkungan tidak berhenti sampai di sini, namun terus berkelanjutan” tutur peserta, Nur Baeti.
Hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh para narasumber. Pembagian hadiah dan foto bersama menjadi sesi penutup seminar nasional. (hms/mg4)