Oleh: Afry Pusvita Dewi, S.Pd
Guru SDN Ngelowetan, Kec. Mijen, Kab. Demak
PENDIDIKAN memiliki peranan penting di dalam kehidupan manusia dalam menyambut era globalisasi yang sampai sekarang penuh dengan persaingan dan tantangan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya peserta didik. Yakni dengan cara mendorong dan memfasilitasi proses belajar mengajar agar peserta didik dapat bersifat kreatif, aktif, dan terampil dalam berpikir dalam memperoleh pengetahuan.
Kreativitas guru sangat penting dan bermanfaat bagi siswa saat pelajaran di sekolah. Guru diharapkan dapat mengembangkan kreativitas siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran akan hidup dan bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Diharapkan, siswa dapat mengambil makna dari setiap proses pembelajaran, aktif mengikuti pembelajaran, dan tidak merasa jenuh pada saat proses pembelajaran (Undang-undang RI, 2005).
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah mata pelajaran yang dapat dipelajari melalui alam sekitar kita. Pada tahap ini anak berada pada tahap perkembangan kognitif yaitu tahap operasional konkret. Setidaknya pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya teori. Namun pembelajaran ini akan lebih muda dipahami oleh siswa jika guru dapat mengarahkan siswa untuk melakukan eksperimen.
Pembelajaran IPA dapat melalui percobaan (eksperimen) dengan melibatkan siswa secara langsung dibandingkan dengan siswa yang hanya diminta membaca materi lewat buku/modul saja. Pembelajaran ini dapat dikatakan berhasil disampaikan oleh guru apabila siswa tidak hanya sekedar tahu, tetapi mampu memahami dan mengembangkan materi yang di berikan.
Dalam mengajarkan IPA, seorang guru membutuhkan suatu strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang sesuai. Maka, proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya terpaku pada penguasaan materi atau konsep saja. Tetapi keterampilan juga perlu dikembangkan. Terutama keterampilan menggunakan proses dan prinsip keilmuan ilmiah dalam proses pembelajaran.
Keterampilan proses sains bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, menguasai, dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehai-hari. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang bermakna.
Pembelajaran IPA dapat melatih anak berpikir kritis dan objektif (Samatowa, 2011:4). Oleh karena itu, tujuan pembelajaran IPA di SD hendaknya lebih menekankan pada pemilikan kecakapan proses dibanding dengan penguasaan materi IPA. Karena kecakapan proses ini merupakan kecakapan prasyarat yang harus dimiliki siswa agar dapat mempelajari bidang studi lainnya sesuai dengan minat siswa.
Pendekatan pembelajaran ini menekankan siswa untuk membuat siswa menjadi kreatif, aktif, terampil dalam berpikir, dan terampil dalam mengelolah pengetahuan. Dengan begitu, siswa dapat mengasah pola berpikirnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Oleh sebab itu, salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu pendekatan keterampilan proses sains. Karena pendekatan ini sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam sekitar. Bukan hanya fakta atau konsep saja, namun menekankan pada penemuan. Dalam hal ini jelas guru dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA di sekolah.
Pendekatan keterampilan proses adalah perlakuan dalam menerapkan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan pengetahuannya. Kajian ini didasari oleh asumsi bahwa seorang guru harus mampu menyusun pembelajaran dengan baik dengan memberikan metode/model sesuai topik yang akan dibahas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses sains dapat dijadikan suatu pendekatan pembelajaran yang efektif. Sehingga penggunaan pendekatan keterampilan proses sains cukup bermanfaat serta efektif terhadap penguasaan konsep IPA dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar. (*)