SEMARANG, Joglo Jateng – Pada Sabtu (1/6) lalu, kanal Facebook Mik Semar ramai memperbincangkan iuran pedagang Shopping Center Johar (SCJ) Semarang sebesar Rp 25 sampai Rp 300 ribu per hari. Iuran ini diperuntukkan untuk menyambut pegawai Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang yang akan berkunjung. Dalam postingan yang beredar juga disertai beberapa potongan video pertemuan antara pihak Disdag dengan semua pedagang SCJ.
Salah satu pedagang SCJ, Ronald Revindo (54) menyebut postingan yang viral itu tidaklah benar. Dirinya menjelaskan ketentuan iuran tersebut awalnya ditetapkan senilai Rp 25 ribu per pedagang. Namun, ada beberapa pedagang yang dengan sengaja memberikan iuran yang lebih. Hal itu sebagai rasa ucap syukurnya terhadap pihak dinas yang ingin datang ke lokasi tersebut. Lalu, iuran itu dipergunakan untuk membeli konsumsi selama acara pertemuan bersama pihak Disdag. Seperti suguhan snack dan minuman.
“Ya menurut saya itu sangat merugikan sekali. Kita dari pihak pedagang merasa difitnah karena fakta yang sebenarnya itu kan kalau tamu itu kita suguhkan seperti biasanya. Ya akibatnya bisa menjadi hubungan yang gak bagus,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng di lapak dagangannya, Senin (19/6/23).
Menanggapi hal itu, Ketua Paguyuban Pasar, Nurhayadi menyampaikan, hingga saat ini akun anonim yang memberikan informasi tersebut belum diketahui identitas aslinya. Pasalnya, pada profil pengguna akun itu juga tidak terdeteksi foto secara jelas.
“Dia sampaikan di medsos dengan bahasa yang bukan dari pedagang. Karena dia tau persis posisi Pak Fajar (Plt Kepala Disdag, Red.) itu sebagai apa terus runtutanya seperti apa dan pemberitaan itu. Menurut kami itu sangat merugikan pihak pedagang SCJ ini. Sebenarnya iuran itu tidak digunakan dengan hal seperti itu,” jelasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya pihak pedagang SCJ sempat dilanda isu jika setelah masa kontrak dagang sudah selesai, pengelolaan lapak akan dipindahtangan ke pihak ketiga. Jika pada saat tanggal yang ditentukan lapak pedagang belum dipindah, maka akan diusir paksa. Mendengar hal itu, pedagang merasa resah.
“Dalam pertemuan tersebut, Disdag menyampaikan ‘sampeyan itu gak usah khawatir akan digruduk oleh satpol PP. Soalnya saya pun juga bapaknya satpol PP. Gak bakal seperti itu,’ Setelah itu kekhawatiran para pedagang musnah di hari itu juga,” ungkap Nurhayadi. (cr7/mg4)